Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya disrupsi teknologi pada abad ke 21, membuat masyarakat menginginkan transaksi keuangan yang dapat diakses dengan mudah, transparan, dan aman.
Country Manager Amazon Web Services (AWS) Indonesia Gunawan Susanto mengatakan, hal tersebut telah menjadi tuntutan bagi industri finansial di Indonesia untuk memberikan pelayanan yang dapat menarik perhatian konsumen.
“Konsumen saat ini didominasi mereka yang telah dapat mengakses internet, dan teknologi menginginkan layanan keuangan yang lebih mudah dan beragam," ujar Gunawan dalam keterangannya, Jumat (30/7/2021).
Menurutnya, untuk memperoleh preferensi baru konsumen di pasar dan mampu mengefisiensi operasional pada data center institusi, maka cloud manajemen menjadi hal fital.
Baca juga: FDS Beralih ke Public Cloud AWS, Ini Manfaatnya
"AWS terus mendorong dan membantu sektor keuangan untuk transformasi digital," kata Gunawan.
Ia menyebut, dalam bertransformasi menuju dunia digital, ada dua hal penting yang harus diperhatikan industri keuangan.
Pertama, fitur keamanan seperti faktor keamanan, autentikasi, otorisasi, dan proteksi data.
Kedua, fitur model tata kelola yang terdiri dari faktor auditability, artifact management, model explainability, dan model monitor.
“Dengan Amazon Web Services kebutuhan security dan compliance dari industri keuangan, guna bertransformasi menjadi lebih digital bukan lagi sebuah kewajiban, melainkan dapat memberikan keuntungan," tuturnya.
Baca juga: NEC dan Lawson Buka Gerai dengan Dukungan Teknologi Digital
"Pelayanan cloud management dari AWS memudahkan industri keuangan untuk berinovasi berbasis digital secara lebih cepat sesuai dengan keinginan konsumen di era teknologi ini," sambung Gunawan.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Fitri Irma Triswati menambahkan, masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus memilih layanan keuangan berbasis digital dalam kegiatan transaksinya.
Hal tersebut dibuktikan dengan naiknya proyeksi transaksi e-commerce mencapai 48,4 persen pada 2021, dan pertumbuhan transaksi e-money menjadi 35,7 persen, serta digital banking naik sebesar 30,1 persen.
"Nilai ini terus meningkat karena juga didorong oleh faktor percepatan, seperti transformasi digital oleh pelaku industri fintech secara besar-besaran, upaya perluasan ekosistem digital melalui aksi korporasi, dan lainnya," ujarnya.