Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO WhatsApp Will Cathchart angkat bicara terkait adanya laporan mengenai 50 ribu smartphone yang menjadi target dari spyware bernama Pegasus.
Ia mengkritik Apple terkait adanya laporan mengenai spyware Pegasus tersebut.
Menurutnya, Apple sebagai produsen iPhone itu tidak terlalu vokal mengenai virus spyware yang menyerang smartphone.
Baca juga: Israel Tanggapi Serius Tuduhan Skandal Spyware Pegasus
Will juga menjelaskan, target dari spyware Pegasus sendiri termasuk jurnalis hingga aktivis hak asasi manusia di dunia. Catchart mengatakan jika dua kelompok itu terdampak berarti seluruh orang juga mengalami hal yang sama.
"Jika ini mempengaruhi jurnalis seluruh dunia, mempengaruhi pembela hak asasi manusia seluruh dunia, itu mempengaruhi kita semua dan bila smartphone seseorang tidak aman artinya seluruh ponsel tidak aman," kata Will dikutip dari The Guardian, Jumat (30/7/2021).
Baca juga: Pendiri Telegram Santai Meski Sudah Lama Diintai Spyware Pegasus
Apple menolak mengomentari ucapan Will Catchart itu. Sementara WhatsApp juga tidak mengomentari lebih lanjut soal pendapat bosnya itu.
"Apple sangat berbeda dengan Google dan Microsoft. Apple berdiam diri terkait adanya bahaya spyware ini, sementara Google dan Microsoft memberikan pernyataan terkait bahaya dari perusahaan spyware seperti NSO Group," ucap Will.
Will juga mengharapkan, adanya tindakan dari Apple dan jangan diam terkait laporan ini. Seharusnya mereka memberikan pendekatan serupa seperti Google dan Microsoft melalui pernyataan resminya.
Menurut Will, kasus mengenai spyware Pegasus ini, tidak cukup hanya dengan perkataan "tidak perlu khawatir mengenai hal ini" dan Apple harus mengambil langkah pendekatan yang lebih terhadap penggunanya.
Baca juga: Spyware Pegasus Asal Israel Masih Menggila, Pengamat Beri Tips Terhindar dari Serangan Siber Ini
Sementara itu NSO Group, menanggapi pernyataan Will dengan mengatakan bahwa pihaknya melakukan yang terbaik untuk menciptakan dunia yang lebih aman.
"Kami mempertanyakan, apakah Will punya alternatif lain yang secara legal mendeteksi dan mencegah tindakan jahat pedofil, teroris serta penjahat menggunakan platform end-to-end encryption agar otoritas hukum dan badan intelejen bisa mencegah tindakan kejahatan pada platform," ucap NSO Group.
Kepada The Guardian, NSO Group mengatakan melakukan yang terbaik untuk membantu menciptakan dunia lebih aman. Perusahaan juga mempertanyakan apakah Catchart punya alternatif lain agar otoritas hukum dan badan intelijen bisa mencegah tindakan kejahatan pada platformnya.
Serangan spyware Pegasus sendiri, menurut Will Catchart, dilaporkan baru-baru ini dikatakan mirip dengan serangan pada pengguna WhatsApp dua tahun lalu, ungkap Catchart.
Tahun 2019 lalu ada 1.400 pengguna WhatsApp yang jadi sasaran pemerintah dengan menggunakan software buatan NSO Group. Hal ini tentunya harus jadi peringatan untuk keamanan di internet, ponsel aman untuk semua orang atau tidak aman bagi semua orang.