News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saham Tencent Anjlok Usai Media China Sebut Game Online 'Candu Spiritual'

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tencent Holdings Ltd

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SHENZEN - Saham perusahaan game online termasuk Tencent Holdings Ltd dan NetEase Inc, anjlok pada hari Selasa waktu setempat, setelah media pemerintah China melabeli game online sebagai 'candu spiritual' dan menyerukan lebih banyak pembatasan pada industri ini.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (3/8/2021), saham Tencent anjlok lebih dari 9 persen pada perdagangan Selasa pagi, sementara Netease merosot lebih dari 13 persen.

Tencent merupakan perusahaan media sosial dan video game terbesar di China.

Artikel yang diterbitkan oleh Economic Information Daily milik Pemerintah China menyatakan, saat ini banyak remaja kecanduan game online dan itu berdampak negatif pada pertumbuhan mereka.

Kantor berita tersebut berafiliasi dengan kantor berita resmi Xinhua.

Baca juga: Sharedoc, Platform Digital untuk Dokter dari Berbagai Belahan Dunia

Artikel ini berulang kali mengutip game andalan Tencent, yakni 'Honor of Kings', dengan mengatakan bahwa itu adalah game online paling populer yang dimainkan oleh para siswa di negara tersebut.

Baca juga: Tencent Akan Gunakan Facial Recognition untuk Cegah Anak-anak KecanduaN Game

Bahkan terkadang para siswa ini menghabiskan waktu hingga delapan jam sehari hanya untuk memainkan game online ini.

Baca juga: Logo Oppo Kini Nempel di Kostum Player Bigetron Esports

"Tidak ada industri dan tidak ada olahraga yang dapat dibiarkan berkembang dengan cara yang akan menghancurkan satu generasi," kata artikel itu, yang juga menyamakan game online dengan 'obat-obatan elektronik'.

Kendati disudutkan melalui artikel tersebut, Tencent tidak segera memberikan tanggapan.

Sebelumnya, China telah berjanji memperkuat aturan seputar pendidikan dan game online untuk melindungi kesejahteraan anak.

Bulan lalu, pemerintah negara itu telah mengeluarkan aturan yang melarang adanya kursus, setelah sekolah diketahui turut mencari keuntungan dalam mata pelajaran inti.

Baca juga: Gamers, Ini 5 Fitur Smartphone yang Bikin Pengalaman Gaming Jadi Super Lancar

Ini dinilai sebuah langkah yang dapat mengancam dan menghancurkan sektor les private senilai 120 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini