Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia diperkirakan hanya menjadi market bagi industri game selama lima tahun ke depan. Mirisnya, sebanyak 99,5 persen pendapatan di industri tersebut, pergi ke luar negeri.
Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno menerangkan Indonesia berada di peringkat ke-16 pasar gamers terbesar di dunia. Dengan perputaran uang mencapai Rp 25-30 triliun per tahun. Ia memaparkan pada tahun lalu, industri game meningkat 32 persen.
"Salah satunya karena penetrasi internet yang lebih baik, harga handphone yang lebih murah, karena ada pembatasan gerak, game menjadi entertainment yang mudah didapat," ujar Cipto saat Rakornas Kemenparekraf, Selasa (28/9/2021).
Cipto menerangkan, pasar industri game Indonesia tumbuh pesat dengan Compound Annual Growth Rate 51 persen dari 2018-2019.
"Ini pertumbuhan luar biasa. Sekarang 2020, 8,64 juta dollar itu 0,5 persen dari market kita," tuturnya.
Baca juga: Bikin Instagram Reels Ala Boy William Yuk, Sekalian Jajal Performa Galaxy Z Flip3 5G
Namun, Cipto memperkirakan hingga lima tahun ke depan Indonesia tetap hanya menjadi pasar. Sebab, sebagian besar uang yang berputar di industri game pergi ke luar negeri.
"Pada 2020, 99,5 persen dari 25 triliun itu pergi ke luar negeri," imbuh Cipto.
Baca juga: Rincian Smartphone Samsung dan iPhone yang Tak Bisa Lagi Gunakan Aplikasi WhatsApp Mulai 1 November
AGI sudah berkoordinasi dengan berbagai Kementerian dan Lembaga agar di masa depan Indonesia bukan hanya menjadi pasar tapi juga bisa menghasilkan produk-produk game yang bisa berkompetisi di dunia.
Baca juga: Realme GT Master Edition Versi 8GB+128GB dengan Sentuhan Desainer Jepang, Naoto Fukusawa
Cipto mencontohkan Polandia, yang 3 dari 13 perusahaan terbesarnya berasal dari industri game. Alhasil, bisa membuka 9.700 lapangan pekerjaan.
"Di sana didorong kemunculan unicorn, mengkatrol seluruh produksi sehingga tumbuh stabil," kata Sucipto.
Sementara, di Korea Selatan, industri game menghasilkan 20 miliar USD per tahun. Industri game di sana bisa menjadi raja di negaranya sendiri, karena hanya 2 persen masyarakatnya main game asing.
"Indonesia sudah mengeluarkan game yang sukses lumayan, 1-3 juta USD. Dalam konteks dunia kita ada di tier 4. Masih jauh dengan kompetitor kita di luar sana. Positifnya masih banyak peluang untuk tumbuh," ucap Cipto.