TRIBUNNEWS.COM - Apple telah mengumumkan program Self Service Repair sehingga pengguna perangkat Apple bisa memperbaiki perangkatnya sendiri.
Dikutip dari bbc.com, perilisan program ini akan dilakukan di Amerika Serikat pada awal tahun 2022.
Terkait komponen yang akan diperjualkan antara lain baterai, layar, dan kamera untuk iPhone versi terbaru.
Sementara untuk tempat perbaikan resmi Apple, akan menjual lebih dari 200 komponen serta peralatan perbaikannya.
Baca juga: Google, Apple dan Perusahaan Teknologi Lainnya Diselidiki oleh ICO karena Membahayakan Anak-anak
Baca juga: Dulu Ditertawakan, Ekonomi Kripto Lebih Cepat dari Microsoft dan Apple, Tembus 3 Triliun Dolar AS
Program ini muncul setelah adanya tekanan kepada Apple dari gerakan yang bernama “Right-to-Repair”, dimana kelompok ini menuntuk agar toko perbaikan yang bersifat individu bisa memperbaiki perangkat Apple sendiri.
Lalu atas program ini, Apple Chief Operating Officer, Jeff Williams, menyatakan komponen original yang akan disediakan akan memberikan pengguna lebih banyak pilihan.
“Membuat akses yang lebih baik terhadap komponen original dari Apple memberikan pelanggan kita pilihan yang lebih banyak apabila memang diperlukan perbaikan terhadap perangkat yang dimiliki.”
“Dengan membuat desain produk yang memiliki ketahanan, tahan lama, serta meningkatka akses perbaikan maka pengguna akan mendapati produk yang semakin tahan lama pula serta mempertahankan nilai untuk lebih lama,” ucap Jeff.
Disambut Baik
Diketahui, Apple sering memposisikan perusahaannya sebagai salah satu yang anti terhadap hak untuk memperbaiki perangkatnya secara individu.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1976 tersebut selalu mengklaim jika hal itu untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
Program ini pun disambut baik oleh salah satu website yang sering memberikan cara untuk memperbaiki perangkat iPhone, iFixit.
Website tersebut memberikan cuitan positfit di akun Twitternya, @iFixit.
Reviewer komputer dari Canada, Hardware Canucks, juga mengungkapkan jika langkah kecil dari Apple ini merupakan kemenangan bagi gerakan “Right-to-Repair”.
“Mungkin ini adalah sebuah langkah kecil (gerakan Right-to-repair) tetapi membuat Apple mengubah kebijakannya menjadi kemenangan mutlak bagi gerakan tersebut,” tulisnya.
Terkait program ini, pihak Apple mengungkapkan jika program Self Service Repair akan mengizinkan pengguna untuk bergabung dengan lebih dari 5 ribu tempat perbaikan resmi Apple dan 2.800 teknisi independen yang memiliki akses terhadap komponen, peralatan, serta buku manual.
Namun di lain sisi, skema perbaikan sendiri yang dibuat oleh Apple masih menimbulkan kritik.
Pasalnya, akan dimungkinkan jika terdapat perbaikan di mana komponen yang telah rusak dan sudah tidak bisa dipakai, bisa dipasang kembali ke perangkat lain.
Selain itu, dikhawatirkan juga apabila komponen tersebut dapat diakses dengan mudah.
Namun, Apple sudah mempersiapkan kontrol yang ketat dalam hal pemberian harga terhadap komponen-komponen original miliknya untuk menghindari kekhawatiran tersebut.
Baca juga: Pendiri Apple Tak Terlalu Terkesan dengan iPhone 13, Disebut Biasa Saja
Sementara, gerakan “Right to Repair” telah memberikan perhatian lebih dalam beberapa tahun belakangan.
Gerakan tersebut membuat beberapa negara bagian di Amerika Serikat membuat kebijakan tentang “fair repair” terhadap perangkat milik konsumen.
Di sisi lain, pada awal tahun ini, Co-Founder Apple, Steve Wozniak, memberikan statemen atas gerakan tersebut.
Dirinya menganggap jika perjalanan Apple tidak akan sampai seperti sekarang jika tidak ada sebuah dunia teknologi yang bersifa terbuka.
“Kita (Apple) tidak akan seperti sekarang ini jika tidak bertumbuh dan bersinggungan dengan dunia teknologi yang bersifat terbuka,” ucap Wozniak.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Apple