Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peluang bisnis serat optik dinilai sangat besar ke depan karena instrumen tersebut menjadi keharusan bagi penyelenggaraan jaringan 5G.
Direktur Investasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Hendra Purnama mengatakan, tanpa serat optik, layanan 5G sulit berjalan maksimal.
"Ke depan, pendapatan Mitratel bersumber dari banyak lini. Satu di antaranya peluang bisnis serat optik," ujarnya dalam acara "Prospek Bisnis Menara di Era Industri 4.0", ditulis Rabu (1/12/2021).
Selain itu, Mitratel juga mengincar perolehan keuntungan dari lini bisnis edge computing, Internet of Things (IoT), dan lainnya seiring muncul era 5G.
Baca juga: Ini Loh, Daerah-daerah yang Sudah Dapat Layanan 5G XL Axiata
Meski terus berupaya meningkatkan pendapatan, perusahaan tidak lupa melakukan efisiensi untuk memperbaiki posisi margin yakni dengan upaya menekan jumlah vendor.
“Sejak awal tahun ini, jumlah vendor kami kurangi dibanding dahulu ada 22, sekarang tinggal 9. Dari situ, kami juga membuat klaster-klaster tertentu, hasilnya biaya mereka lebih kecil dan biaya ke kami juga lebih rendah," kata Hendra.
Tidak cuma itu, perusahaan akan melakukan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi di lapangan, terutama dari sisi maintenance.
Baca juga: Pendapatan Mitratel Berpeluang Tumbuh di Era 5G
Berbagai upaya efisiensi itu hasilnya bisa dilihat yakni maintenance menara dari biasanya menelan biaya sekira Rp 2,7 juta per bulan, turun menjadi Rp 1,7 juta per bulan atau setara 34 persen per Juni 2021.
Hendra menambahkan, pendapatan rata-rata Mitratel ditargetkan tumbuh 10 persen hingga 11 persen per tahun, di atas industri menara telekomunikasi sebesar 5 persen hingga 6 persen.
"Neraca keuangan yang kuat akan mendukung pertumbuhan tersebut,” pungkasnya.