Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan telekomunikasi Verizon dan AT&T menyetujui permintaan Lembaga penerbangan sipil Amerika Serikat, FAA, untuk menunda pengenalan layanan internet 5G.
Penundaan ini diajukan FAA, karena dikhawatirkan dapat menganggu sinyal pesawat sehingga dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan penerbangan.
Dikutip dari theverge.com (4/01/2021), Wakil Asisten Administrator FAA Communications Jeannie Shiffer mengatakan, pihaknya berterima kasih dengan adanya penundaan perilisan 5G ini.
“Keselamatan adalah inti dari misi kami dan ini memandu semua keputusan kami. FAA berterima kasih kepada AT&T dan Verizon karena menyetujui penundaan sukarela dan untuk mitigasi yang mereka usulkan. Kami berharap dapat menggunakan waktu dan ruang tambahan untuk mengurangi gangguan penerbangan yang terkait dengan penerapan 5G ini,” sebut Jeannie Shiffer.
Baca juga: Menkominfo Siapkan 5G Experience di Ajang MotoGP 2022
CEO AT&T John Stankey dan CEO Verizon Hans Vestberg, menyanggupi permintaan FAA dan Pemerintah untuk menunda layanan 5G.
Namun kedua perusahaan ini tidak akan menyerah untuk menunda upgrade spektrum C-band mereka selama dua minggu.
Baca juga: Layanan 5G Indosat Ooredoo Kini Bisa Dinikmati di Balikpapan
Para eksekutif perusahaan ini akan mengusulkan untuk mengurangi risiko bencana dengan menciptakan zona penyangga di sekitar bandara seperti yang diterapkan sebelumnya di Prancis. Dengan adanya zona penyangga bencana, diharapkan dapat menurunkan tingkat daya secara nasional.
Namun pihak FAA dan pemerintah menyatakan kekhawatiran bahwa dioperasikannya layanan 5G akan menganggu akurasi radio pesawat yang dapat berdampak pada keselamatan penerbangan.
Verizon dan AT&T semula dijadwalkan akan meluncurkan layanan 5G pada 5 Januari mendatang yang menawarkan konektivitas 5G ultra cepat di area tertentu melalui gelombang milimeter pita tinggi.