Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu jenis malware, Ransomware menyerang penjara di Bernalillo County, Mexico. Serangan ini mengakibatkan lumpuhnya kamera pengawas keamanan dan pintu otomatis di pusat penahanan.
Seperti dikutip dari situs theverge.com, Rabu (12/1/2022) serangan ini mengakibatkan narapidana terkurung di sel mereka selagi para teknisi berusaha untuk mengembalikan sistem mereka yang telah diserang Ransomware.
Akibat lainnya dari serangan Ransomware ini adalah akses pengunjung ke pusat penahanan ditangguhkan karena penjara terkunci. Layanan internet di penjara tersebut juga dimatikan yang membuat staf tidak dapat mencari catatan narapidana. Karena pintu otomatis lumpuh, staf penjara hanya bisa membuka pintu dengan kunci secara manual.
Baca juga: Muncul Kloning Game Populer Wordle di App Store, Pihak Apple Lakukan Tindakan Tegas
Sejak dilaporkan bahwa tahanan pusat di Bernalillo County terkena serangan Ransomware, belum ada pemberitahuan darurat yang menyebutkan adanya insiden seperti perkelahian antar narapidana dan tuduhan penyerangan seksual. Dikhawatirkan kemungkinan database terkait pelaporan ini telah dirusak oleh serangan tesebut.
Selain pusat penahanan di Bernalillo County, salah stau daerah terpadat di New Mexico. Kantor pemerintahan daerah juga mendapat serangan Ransomware ini.
Akibatnya pegawai kantor pemerintah tidak dapat mengakses basis data pemerintahan daerah dan semua kantor publik ditutup. Baru pada Senin kemarin kantor pusat daerah dibuka sebagian.
Ransomware adalah salah satu jenis malware yang dapat menembus data-data di dalam komputer dan menuntut korban untuk membayar secara finansial dengan cara mengancam akan mempublikasikan, menghapus, atau menahan akses ke data pribadi yang penting.
Baca juga: Raih Funding Tambahan US$55 Juta, Ini Komitmen Pluang untuk Perluas Akses Investasi Masyarakat
Tahun lalu, Ramsomware bahkan dianggap sebagai ancaman utama yang dihadapi bisnis swasta dan institusi pemerintah di seluruh AS. Hingga pada tahun lalu Departemen Kehakiman AS membentuk Ramsoware dan Satuan Tugas Pemerasan Digital untuk mengatasi serangan ini.
Namun, menurut laporan Departemen Keuangan AS, memperkirakan bahwa pembayaran untuk Ransomware pada 2021 masih melampui rekor sebelumnya.