Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perkembangan teknologi yang makin pesat di Jerman, membuat terciptanya robot yang dipergunakan untuk membantu anak dalam masa perawatan dapat mengikuti kegiatan belajar seperti pada umumnya.
Di Sekolah Pusteblume-Grundschule Kota Berlin para siswa-siswinya tidak asing dengan kehadiran robot Avatar yang bertugas menggantikan kehadiran Joshua Martinangeli di sekolah.
Dilansir dari Reuters.com, Joshua Martinangeli adalah seorang siswa berusia 7 tahun yang memiliki keterbatasan fisik lantaran penyakit paru-paru parah yang dideritanya.
Baca juga: The iCub, Robot Terbang Mirip Iron Man yang Bisa Diandalkan untuk Evakuasi Bencana
Hal inilah yang membuat Joshua terbatas dalam menjalani aktivitasnya termasuk bersekolah. Namun hadirnya robot Avatar menggantikan fisik Joshua dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta membuatnya dapat berinteraksi dengan guru dan teman sekelasnya.
"Anak-anak berbicara dengannya, tertawa bersamanya dan kadang-kadang bahkan mengobrol dengannya selama pelajaran. Joshi juga bisa melakukannya dengan baik," ungkap Ute Winterberg, kepala sekolah di Pusteblume-Grundschule Berlin.
Dengan hanya mengedipkan mata, robot Avatar dapat membantu Joshua mengirim sinyal untuk memulai interaksi dengan teman-temannya.
Proyek robot Avatar digagas atas inisiatif dari Marzahn-Hellersdorf selaku Dewan Lokal di Distrik Berlin. Pihaknya mengatakan tujuan dari dibuatnya robot Avatar diharap mampu membantu anak-anak yang tak bisa pergi ke sekolah.
Baca juga: Canggih, China Kini Punya Robot Jaksa The AI, Sang Pembasmi Kejahatan
“Itu memang terjadi dari waktu ke waktu, karena berbagai alasan, bahwa seorang anak tidak dapat pergi ke kelas secara langsung. Kemudian, avatar dapat memberi anak itu kesempatan untuk tetap menjadi bagian dari komunitas sekolah," kata ewan Pendidikan Distrik Berlin Torsten Kuehne.
Pihaknya menambahkan saat ini proyek tersebut masuk dalam diskusi politik di tingkat negara bagian.
Hadirnya robot Avatar diharapkan dapat memberikan kenangan manis bagi anak – anak yang memiliki keterbatasan untuk bisa menikmati pengalaman dalam mengikuti kegiatan belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah.