Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Google meluncurkan fitur keamanan baru untuk Google Cloud yang diberi nama Virtual Machine Threat Detection (VMTD). Fitur ini dapat mendeteksi dan memblokir operasi yang mungkin terjadi di belakang pemilik akun.
Melansir dari laman therecord.media, Selasa (08/02/2022), perusahaan mengatakan fitur baru ini memiliki sistem tanpa agen yang bertugas untuk menemukan mesin virtual yang digunakan di lingkungan Google Cloud untuk mengetahui tanda-tanda peningkatan penggunaan CPU, khusus untuk operasi penambangan kripto.
Fitur ini telah ditetapkan secara default untuk menemukan deteksi palsu.
Untuk mengaktifkannya, pelanggan dapat membuka halaman pengaturan di “Pusat Komando Keamanan” mereka dan melihat di bagian bawah “Kelola Pengaturana”.
Fitur ini hanya dapat bekerja dengan memori yang tidak sensitif dan VMTD tidak akan memproses memori dari node yang ditandai sebagai “Rahasia”.
Baca juga: Tak Mau Lengah, Kolombia Mulai Tegas Tindak Penambang yang Lalai Bayar Pajak Kripto
Manajer Produk Google Cloud, Timothy Peacock mengatakan dalam beberapa bulan ke depan VMTD akan tersedia secara umum.
“Selama beberapa bulan ke depan saat kami memindahkan VMTD menuju ketersediaan umum, Anda dapat mengharapkan untuk melihat rilis stabil kemampuan detektif baru dan integrasi dengan bagian lain dari Google Cloud,” kata Timothy Peacock.
Baca juga: Tekan Laju Gelombang Penambang Cryptocurrency, Argentina Naikan Biaya Listrik Jadi 4 Kali Lipat
Google menyebut dalam laporan yang diterbitkan tahun lalu, sebanyak 86 persen akun Google Cloud yang disusupi digunakan penambang kripto yang membajak sumber daya penyewa seperti CPU atau RAM untuk menambang mata uang kripto.
Dalam kasus ini, penyerang akan masuk ke akun pelanggan melaui sistem yang salah dikonfigurasi dan akan memperluas ke seluruh jaringan internal.
https://therecord.media/google-cloud-adds-new-cryptomining-threat-detection-capability/