Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meningkatnya penerimaan dan preferensi konsumen terhadap transaksi digital semakin meningkat selama masa pandemi.
Dalam hal ini, open banking menjadi wujud nyata digitalisasi perbankan untuk menghadapi berbagai tantangan saat ini.
Open Banking merupakan sebuah ekosistem dimana pihak ketiga (third-party) dapat mengakses ke data finansial nasabah dan produk perbankan atau jasa finansial yang ditawarkan pihak perbankan dan institusi finansial lainnya.
Nugraha Santosam, Presiden Direktur PT Anabatic Digital Raya mengatakan, dalam Open Banking konsumen adalah pemilik data transaksi mereka sendiri, bukan pihak bank.
Sehingga, konsumen dapat membuat keputusan untuk menarik dan membagi data mereka ke pihak ketiga yang terpercaya melalui Open Application Programming Interface (API) secara aman.
Baca juga: Percepat Digitalisasi, Kawasan Jababeka Bakal Dilengkapi Layanan 5G
"Open APIs memungkinkan pihak ketiga untuk membuat aplikasi dan servis sesuai dengan kebutuhan layanan nasabah," kata Nugraha Santosa.
Dukung Inklusivitas Perbankan Syariah, BSI Dorong Digitalisasi untuk Sistem Pembayaran di Pasar Gede
Dukung Inklusivitas Perbankan Syariah, BSI Dorong Digitalisasi untuk Sistem Pembayaran di Pasar Gede
Dukung Inklusivitas Perbankan Syariah, BSI Dorong Digitalisasi untuk Sistem Pembayaran di Pasar Gede
Dia menjelaskan, Open Banking akan menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, dan inovatif serta akan mendorong implementasi secara menyeluruh solusi yang mendukung transformasi digital pada produk finansial.
Baca juga: Studi Terbaru Visa, Layanan Perbankan Virtual Makin Populer di Indonesia
Fakta ini mendorong Anabatic Digital, anak perusahaan dari PT Anabatic Digital Raya subholding dari PT Anabatic Technologies Tbk bersama Brankas, perusahaan teknologi Open Finance pertama di Asia Tenggara dalam mengembangkan sistem layanan Open Banking melalui fitur Application Programming Interface (API).
Nugraha Santosa menyatakan, digitalisasi layanan perbankan adalah sebuah keharusan, di sisi lain Anabatic Digital sangat optimis bahwa kolaborasi ini akan memberikan added value pada industri perbankan, FinTechs maupun start up.
Baca juga: 7 Jurus BSI Untuk Dongkrak Akselerasi Perbankan Syariah
Kerja sama ini menggabungkan keahlian yang dimiliki kedua perusahaan, dimana Anabatic Digital merupakan in-system integrated dan solution provider yang memiliki pengalaman mendalam dalam mengimplementasikan solusi dan sistem keuangan dan perbankan.
Sementara, Brankas merupakan teknologi Open Finance APIs untuk memudahkan akses serta membangun infrastruktur pada institusi perbankan dimana salah satu misinya adalah menyediakan akses keuangan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Anabatic Digital dan Brankas akan membangun ekosistem keuangan digital dan turut ambil bagian dalam meramaikan pasar menuju ekonomi digital dan mendukung pemerintah di dalam membuka akses perbankan kepada 91,3 juta penduduk yang belum tersentuh layanan perbankan (underbanked) pada 2025," katanya.
Kenneth Shaw, Co-Founder & Chief Technology Officer PT Brankas Teknologi Indonesia mengatakan, bersama Anabatic Digital pihaknya berkomitmen untuk merevolusi secara maksimal cara kerja Bank dan software perbankan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia Tenggara.