Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov mengumumkan pemerintahnya akan membentuk pasukan teknologi informasi (IT) untuk melawan penyusupan digital oleh Rusia.
Pemerintah Ukraina memanggil beberapa peretas untuk melindungi infrastruktur penting dan melakukan misi mata-mata dunia maya terhadap pasukan Rusia.
Federov juga menulis dalam postingan tweet-nya, yang ditautkan ke aplikasi Telegram yang menerbitkan daftar situs web Rusia terkemuka, dengan menyebutkan bahwa Pemerintah Ukraina tengah menciptakan pasukan IT.
"Akan ada tugas untuk semua orang. Kami terus berjuang di front cyber. Tugas pertama ada di saluran untuk spesialis cyber," ungkap Federov, seperti dikutip Reuters.com, Minggu (27/2/2022).
Baca juga: Akun Twitter Resmi Ukraina Posting Permintaan Sumbangan Kripto di Tengah Invasi Rusia
Saluran Telegram mencantumkan 31 situs web besar Rusia dan organisasi negara tersebut termasuk raksasa energi Gazprom, produsen minyak terbesar kedua di Rusia Lukoil, tiga bank di rusia dan beberapa situs web pemerintah.
Situs web resmi Kremlin, kantor presiden Rusia Vladimir Putin, Kremlin.ru dimatikan untuk menolak serangan penolakan layanan (DDoS) terdistribusi.
Baca juga: Setelah Kompak Bearish oleh Serangan Rusia ke Ukraina, Pasar Kripto Kini Mulai Menghijau
Perangkat lunak penghapus data berbahaya yang menyerang ratusan komputer ditemukan di Ukraina pada minggu lalu. Hal ini berdasarkan laporan para peneliti di perusahaan keamanan cyber, ESET.
Inggris dan Amerika Serikat mengatakan peretas militer Rusia berada di balik serentetan serangan DDoS pada pekan lalu, yang membuat situs perbankan dan pemeritah Ukraina offline sebelum dilancarkannya serangan Rusia atas Ukraina. Namun, pihak Rusia mebantah tuduhan ini.