News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Permintaan VPN di Rusia dan Ukraina Melonjak, Setelah Kontrol Internet Diperketat

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Permintaan jaringan pribadi virtual (VPN) yang mengenkripsi data dan menyembunyikan lokasi pengguna, melonjak di Rusia dan Ukraina setelah situs web Rusia dan Ukraina menjadi korban serangan siber dan pemerintah Rusia membatasi akses warganya ke beberapa media sosial asing.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Permintaan jaringan pribadi virtual (VPN) yang mengenkripsi data dan menyembunyikan lokasi pengguna, melonjak di Rusia dan Ukraina.

Lonjakan ini disebabkan karena situs web Rusia dan Ukraina menjadi korban serangan siber dan pemerintah Rusia membatasi akses warganya ke beberapa media sosial asing.

Data dari Top10VPN menunjukan, permintaan VPN di Rusia pada hari Minggu (27/2/2022) kemarin, meningkat hingga 354 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan permintaan rata-rata harian dari tanggal 16 sampai 23 Februari.

Rusia yang menginvasi Ukraina sejak Kamis (24/2/2022), menyerang dari darat, laut dan udara serta menyebut tindakannya sebagai operasi khusus. Di dalam negeri, pemerintah Rusia berjuangan untuk membatasi media asing dan lokal yang menyimpang dari informasi resmi mereka.

Dua platform media sosial populer, Facebook dan Twitter, menyebut keduanya menjadi target dari layanan federal pengawasan komunikasi teknologi informasi dan media masa Rusia, Roskomnadzor. Top10VPN mengatakan ditargetkannya dua platform raksasa itu yang menjadi alasan meningkatkan permintaan VPN di Rusia.

Baca juga: Rusia Desak Google Buka Channel Medianya di YouTube yang Diblokir

"Permintaan VPN melonjak di Rusia karena pihak berwenang membatasi Facebook dan Twitter selama akhir pekan dalam upaya untuk mengontrol arus informasi dari invasinya ke Ukraina," sebut Top10VPN seperti yang dikutip dari Reuters.com,

Tahun lalu, Rusia melarang beberapa VPN hadir di negaranya, namun larangan ini gagal memblokir layanan VPN sepenuhnya dan para kritikus melontarkan langkah Rusia ini sebagai tindakan yang menghalangi kebebasan berinternet individu.

Baca juga: Waduh, Uni Eropa Masukkan 26 Orang Rusia ke Daftar Hitam, Termasuk Jubir Kremlin dan Bos-bos Media

Di Ukraina sendiri, peretas Rusia disalahkan atas beberapa serangan siber yang terjadi dan membuat situs pemerintahan Ukraina dan perbankan offline dalam beberapa hari, sebelum Rusia menyerang negera itu. Rusia kemudian mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan tersebut.

Baca juga: Enggan Ikut Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Perusahaan Energi Jerman E.ON Tolak Tutup Pipa Nord Stream 1

Top10VPN melaporkan permintaan VPN di Ukraina meningkat secara nyata sejak 15 Februari yang berhubungan dengan serangan siber yang terjadi. Permintaan ini melonjak setelah terjadinya invasi, dengan permintaan tertinggi mencapai 424 persen lebih tinggi dari rata-rata harian di paruh pertama Februari.

Baca juga: Tertangkap Citra Satelit, Rusia Kirim Konvoi Truk Militer 40 Mil Panjangnya Masuki Ibu Kota Kyiv

Pada Senin (28/2/2022) kemarin beberapa media Rusia mengalami peretasan dan situs reguler mereka diganti dengan pesan anti-perang serta seruan untuk menghentikan invasi ke Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini