Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan serangan siber Rusia setelah invasi negara tersebut ke Ukraina, Pemerintah Amerika Serikat meningkatkan penyelidikan keamanan nasional terhadap perangkat lunak antivirus Kaspersky Lab Rusia.
Pemerintah AS khawatir adanya kemungkinan Rusia menggunakan perangkat lunak antivirus Kaspersky, untuk mendapatkan akses istimewa ke sistem komputer dan mencuri informasi sensitif dari komputer AS atau merusaknya saat ketegangan antara Rusia dan Barat meningkat.
Regulator AS telah melarang pemerintah federal untuk menggunakan perangkat lunak Kaspersky, dan memaksa persahaan tersebut untuk mengambil tindakan yang dapat mengurangi kecurigaan atau melarang orang Amerika untuk menggunakan produknya.
Baca juga: Microsoft Ungkap Serangan Siber yang Dilakukan Rusia Terhadap Ukraina
Mantan Wakil Asisten Perwakilan Dagang AS, Emily Kilcrease mengatakan pihak berwenang menjadi satu-satunya alat untuk menghadapi ancaman serangan siber.
“Pihak berwenang benar-benar satu-satunya alat yang kita miliki untuk menghadapi ancaman (yang ditimbulkan oleh Kaspersky) secara komersial di seluruh ekonomi, mengingat pasar kita yang umumnya terbuka,” kata Emily Kilcrease, yang dikutip dari Reuters.com.
Namun, otoritas lainnya tidak mengizinkan pemerintah AS untuk memblokir penggunaan perangkat lunak Kaspersky oleh sektor swasta, yang telah lama dilihat pemerintah AS sebagai ancaman serius yang mengancam keamanan nasional AS.
Kaspersky telah berulang kali membantah, mereka memiliki kemitraan rahasia dengan intelijen Rusia.
Pada tahun 2017, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS telah melarang produk antivirus unggulan Kaspersky untuk digunakan di jaringan federal, dengan menuduh perusahaan tersebut memiliki hubungan dengan intelijen Rusia, dan mencatat undang-undang Rusia yang memungkinkan badan intelijennya memaksa Kaspersky untuk memberikan bantuan.
Baca juga: Pakar Cina Ungkap Platform Beehive, Senjata Siber CIA buat Mata-matai Dunia
Ancaman yang dirasakan AS semakin mendesak, sejak invasi Rusia ke Ukraina terjadi pada tanggal 24 Februari lalu, yang Rusia sebut sebagai operasi militer khusus.
Pada Maret lalu, otoritas Jerman memperingatkana Rusia yang mungkin memaksa Kaspersky untuk berpartisipasi dalam serangan siber, atau agen pemerintah Rusia yang secara sembunyi-sembunyi menggunakan teknologinya untuk meluncurkan serangan siber.
Dalam sebuah pernyataannya, Kaspersky mengungkapkan mereka adalah perusahaan yang dikelola secara pribadi tanpa adanya hubungan dengan pemerintah Rusia dan menggambarkan tuduhan yang diberikan Jerman didasari adanya kepentingan politik.