Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Twitter berencana memenuhi permintaan Elon Musk untuk memberikan data akun spam dan bot yang beredar di platform tersebut.
Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, Twitter akan menawarkan Elon Musk akses ke "firehouse", database internal Twitter yang berisi lebih dari 500 juta tweet yang diposting setiap hari.
Melansir dari The Washington Post, langkah ini dilakukan setelah Elon Musk mengancam akan menarik diri dari kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli Twitter, jika perusahaan tersebut tidak menyediakan akses data untuk mengevaluasi jumlah pengguna palsu di Twitter.
Baca juga: Elon Musk Ancam Batalkan Kesepakatan dengan Twitter, Ini Alasannya
Menurut sumber tersebut, Twitter kemungkinan akan mengumumkan pengizinan Elon Musk ke akses langsung firehouse paling cepat minggu ini.
Tim hukum Elon Musk berpendapat, data tersebut sangat penting untuk mengetahui jumlah spam dan aktivitas bot di platform Twitter, karena dapat mempengaruhi pendapatan iklan yang diperoleh perusahaan.
Elon Musk mengatakan, kesepakatan pembelian Twitter akan ditahan sampai dia mendapatkan akses data tersebut.
Ucapan Elon Musk kemudian memancing spekulasi, bahwa permintaan data akun spam dan bot hanyalah upaya Musk untuk membeli Twitter dengan harga yang lebih rendah.
Para pemimpin Twitter ragu terhadap penggunaan data yang diminta Elon Musk. Mereka bersama dengan beberapa analis mengatakan, permintaan akses data adalah dalih Musk untuk keluar dari kesepakatan atau untuk menegosiasikan harga pembelian Twitter yang jauh lebih rendah.
Melalui surat yang ditujukan kepada penasihat umum Twitter Vijaya Gadde pada Senin (6/6/2022), pengacara Elon Musk menuduh Twitter menolak memberikan informasi mengenai aktivitas spam dan akun palsu yang diminta miliarder tersebut.
Baca juga: Elon Musk Sebut Tesla AI Day 2 Akan Hadirkan Banyak Pembaruan Keren
“Penawaran terbaru Twitter untuk sekadar memberikan detail tambahan mengenai metodologi pengujian perusahaan sendiri, baik melalui materi tertulis atau penjelasan lisan, sama saja dengan menolak permintaan data Mr. Musk,” tulis pengacara Musk.
Juru bicara Twitter, Scott Bisang menyatakaan Twitter akan terus bekerja sama dengan Elon Musk untuk berbagi informasi dan menyelesaikan transaksi sesuai dengan kesepakatan.
“Twitter telah dan akan terus bekerja sama berbagi informasi dengan Mr Musk untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan ketentuan perjanjian merger. Kami percaya perjanjian ini adalah untuk kepentingan terbaik semua pemegang saham. Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati,” ujar Bisang.
Selama bertahun-tahun, Twitter telah menghadapi masalah mengenai peredaran akun palsu dan bot.
Perusahaan ini melaporkan, akun spam dan bot mewakili kurang dari 5 persen pengguna di layanan media sosial tersebut. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa presentase tersebut sebenarnya jauh lebih tinggi.
Elon Musk mulai mengeluh mengenai akun bot di Twitter, setelah dia setuju untuk mengakuisisi perusahaan tersebut senilai 44 miliar dolar AS pada bulan April lalu.
Melalui akun Twitter miliknya sendiri, Elon Musk mengancam akan menunda kesepakatan dan bersikeras kesepakatan pembelian tersebut tidak akan bergerak maju sampai Twitter memberikan bukti lebih lanjut mengenai metodenya untuk mendeteksi akun spam yang beredar di platform tersebut.