Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – India mulai membatasi penjualan smartphone murah dari China di bawah harga 150 dolar AS.
Menurut laporan dari Bloomberg, langkah ini dilakukan untuk menghidupkan kembali produsen smartphone domestik India.
Dikutip dari Aljazeera, Selasa (9/8/2022) kebijakan tersebut tentu saja menjadi pukulan bagi perusahaan China seperti Xiaomi.
Baca juga: Samsung Pangkas Produksi Smartphone Imbas Melambatnya Permintaan Global
Pengecualian dari pasar entry-level India akan merugikan Xiaomi dan rekan-rekannya, yang dalam beberapa tahun terakhir semakin mengandalkan India untuk mendorong pertumbuhan. Di sisi lain, pasar dalam negeri mereka mengalami serangkaian penguncian Covid-19 yang melumpuhkan konsumsi.
“Tidak jelas apakah pemerintah India akan mengumumkan kebijakan atau menggunakan saluran informal untuk mengeksekusi pemblokiran terhadap pembuat ponsel pintar China,” kata Bloomberg, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Smartphone di bawah harga 150 dolar AS telah menyumbang sepertiga dari total penjualan di India hingga Juni 2022, dengan perusahaan China berkontribusi hingga 80 persen dari pengiriman tersebut.
Sementara itu, New Delhi telah meminta perusahaan China seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo untuk mengawasi keuangan mereka dari tuntutan pajak dan tuduhan pencucian uang.
Sebelumnya, India telah meningkatkan tekanan pada perusahaan-perusahaan China pada musim panas 2020 setelah lebih dari selusin tentara India tewas menyusul bentrokan di perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Baca juga: Ini Deretan 13 Smartphone yang Jadi Jawara di Selular Award 2022
Sejak saat itu, India melarang lebih dari 300 aplikasi buatan China, termasuk WeChat dari Tencent Holdings Ltd. dan TikTok dari ByteDance Ltd., karena hubungan antara kedua negara sedang kacau.
Secara terpisah, pemerintah India akan terus meminta eksekutif China untuk membangun rantai pasokan lokal, jaringan distribusi dan ekspor dari India. Hal ini menunjukkan bahwa New Delhi masih sangat menginginkan investasi mereka.