News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eks Bos Tim Keamanan Twitter Klaim Platform Burung Biru Sesatkan Regulator Soal Peredaran Akun Bot

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Twitter


Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, KALIFORNIA - Mantan kepala tim keamanan perusahaan media sosial Twitter Inc., Peiter Zatko mengungkapkan Twitter telah menyesatkan regulator federal mengenai pertahanannya terhadap peretas dan akun bot.

Zatko mengeluhkan tim eksekutif Twitter tidak memiliki sumber daya untuk memahami jumlah akun bot Twitter yang sebenarnya beredar pada platform yang memiliki logo burung biru tersebut.

Melansir dari Reuters, perusahaan media sosial ini terlibat pertempuran hukum dengan CEO Tesla Elon Musk, setelah miliarder ini mengatakan pada Juli lalu akan mengakhiri kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli perusahaan tersebut.

Baca juga: Lisa Jadi Gunjingan di Twitter Setelah BLACKPINK Rilis Single Pink Venom, Kenapa?

Twitter menuding orang terkaya di dunia itu telah melanggar kontrak kesepakatan. Sedangkan Musk menuduh Twitter menyembunyikan informasi untuk menghitung presentase akun bot yang beredar pada platform tersebut. Tanggal sidang keduanya dijadwalkan digelar pada 17 Oktober mendatang.

Sementara itu menurut Washington Post, keluhan Zatko diajukan pada bulan lalu ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, Departemen Kehakiman AS, serta Komisi Perdagangan Federal AS.

Peiter Zatko tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai hal ini, sedangkan Elon Musk tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Pria berusia 51 tahun ini diketahui mundur dari jabatannya sebagai kepala keamanan Twitter pada bulan Januari lalu. Sebelum menduduki posisi tersebut selama dua tahun, Zatko adalah seorang peretas terkenal yang lebih dikenal dengan nama "Mudge".

Seorang juru bicara Twitter mengatakan Zatko dipecat dari posisinya karena memiliki kinerja yang buruk dan kepemimpinannya yang tidak efektif .

"Tuduhan dan waktu oportunistik Zatko tampaknya dirancang untuk menarik perhatian dan menimbulkan kerugian di Twitter, pelanggannya, dan pemegang sahamnya. Keamanan dan privasi telah lama menjadi prioritas perusahaan di Twitter dan akan terus berlanjut," ujar juru bicara tersebut.

Pendiri organisasi bantuan hukum nirlaba Whistleblower Aid sekaligus pengacara Zatko, John Tye mengatakan kliennya belum melakukan kontak dengan Elon Musk. Tye menambahkan, Zatko lebih dulu menghubungi Whistleblower Aid bahkan sebelum perselisihan Twitter dan Musk mencuat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini