Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peretas bernama Desorden Group mengklaim memiliki data Jasa Marga. Merespon hal tersebut, Jasa Marga menyampaikan bahwa data yang dimaksud bukan milik pelanggan.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana berujar, data yang bocor dipastikan bukan data pelanggan.
"Data dimaksud adalah data internal dan administrasi yang ada di aplikasi PT JMTO serta dipastikan tidak berkaitan dengan data pelanggan," ujar Lisye dalam keterangannya, Kamis (25/8/2022).
Baca juga: Menkominfo Pastikan Hasil Investigasi Kebocoran Data Pelanggan PLN dan Indihome Akan Diumumkan
Lisye memastikan, PT JMTO saat ini telah menonaktifkan server yang terdampak serangan dan melakukan recovery atas data tersebut serta memindahkan sistem ke server yang lebih aman.
"PT JMTO juga telah menutup celah kerentanan keamanan aplikasi serta menjalin kerja sama dengan pihak yang kompeten dalam melakukan asesmen cyber security dalam sistem di PT JMTO," imbuh Lisye.
Ia juga memastikan Jasa Marga akan terus mengevaluasi serta terus meningkatkan sistem keamanan siber Jasa Marga Group.
"Tidak hanya untuk internal namun juga kepada stakeholder eksternal," kata Lisye.
Sebelumnya, dugaan kebocoran data PT JMTO ini pertama kali diutarakan kelompok peretas dengan nama Desorden Group.
Melalui situs breached.to, Desorden Group menyampaikan kelompoknya memiliki 252 GB data Jasa Marga Tollroad Operator berisi koding, dokumen dan berkas perusahaan.
Kelompok ini juga menyebutkan bahwa data tersebut berkaitan dengan data pelanggan, perusahaan dan data keuangan.