Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran teknologi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan dan aktivitas kita sehari-hari.
Kekuatan media sosial tidak bisa lagi dibendung sebagai kebutuhan dalam aktivitas kita mencari hiburan.
Media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ide kreatif dan mengembangkan potensi diri.
Dengan memanfaatkan gadget kita sudah bisa memproduksi konten berupa teks, video ataupun audio video.
Baca juga: Tips Dari Pakar Soal Cara Membentuk Personal Branding Positif di Dunia Maya
Konten kreator Teuku Daffa mengatakan, agar meraih sukses berkarya di media sosial kita harus memiliki kepercayaan diri yang kuat.
“Rasa percaya diri muncul pada saat percaya pada kemampuan yang kita miliki, kualitas dan penilaian pada diri sendiri. Kepercayaan diri dapat dimunculkan dari faktor internal seperti perasaan yang dibutuhkan, keberhasilan, kondisi fisik, dan pengalaman,” ujarnya di acara ngobrol virtual membahas topik Meningkatkan Kepercayaan Diri di Media Sosial, baru-baru ini.
Teuku menambahkan, rasa percaya diri bisa ditumbuhkan dengan menggali potensi yang kita miliki.
”Kenali diri kita dahulu dan terus mengasah keahlian dan wawasan kita. Selanjutnya usahakan tampil di tempat umum semaksimal mungkin dengan memperhatikan kerapian dan kebersihan," ujarnya.
"Selanjutnya agar memiliki kepercayaan diri di media sosial kita harus memperbanyak resilience dan mempunyai motivasi yang tinggi,” imbuhnya.
Ayu Minarti, konten kreator di Pandu Digital Indonesia mengajak pengguna menjadikan media sosial sosial sebagai sarana mengembangkan diri.
"Kita bisa meningkatkan kepercayan diri di media sosial dengan berkarya tanpa batas lewat tulisan, foto dan video. Selanjutnya kita bisa meningkatkan kepercayaan diri dengan membangun personal branding,” kata Ayu.
Menurutnya, personal branding memiliki relasi kuat dengan rasa percaya diri sebagai psikoedukasi.
“Karena psikoedukasi memberikan informasi kepada seseorang dengan harapan dapat membantu mengembangkan kemampuan dalam dirinya. Jika kemampuan sudah dapat diciptakan, maka kepercayaan diri akan muncul dengan sendirinya,” ujarnya.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia Cut Meutia Karolina mengatakan, sebaliknya, seseorang bisa kehilangan rasa percay diri di media sosial jika menghadapi perilaku cyberbullying oleh netizen.
“Pengguna media sosial yang terkena perundungan akan merasa takut dan tidak memiliki rasa percaya diri baik dalam menggunakan dan berkarya di media sosial,” bebernya.
Karena itu dia mengimbau pengguna media sosial untuk menghindari kejahatan cyberbullying.
“Sebagai pengguna, mari kita jadikan media sosial sebagai ruang interaksi yang aman dan nyaman dengan terus meningkatkan kecakapan dan literasi digital kita. Tetap kedepankan etika dan sopan santun dalam berinteraksi dengan sesama pengguna,” ajaknya.