Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - PT Smartfren Telcom Tbk belum merencanakan penambahan jangkauan jaringan seluler di wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua.
Hal itu dikatakan oleh VP Network Operations Smartfren Agus Rohmat usai acara Uji Jaringan Smartfren di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (9/11/2022).
Agus menyebut Smartfren masih menunggu permintaan pemerintah berkontribusi di Universal Service Obligation (USO) mereka.
"Tapi, mungkin tidak masif jumlahnya, ya. Jadi, hanya selektif yang pemerintah tugaskan. Itu yang akan kita masuki," ujarnya.
Agus memastikan daerah timur Indonesia tetap menjadi prioritas Smartfren. Meski demikian, belum ada rencana spesifik untuk dua daerah yang telah disebutkan.
"Untuk Papua dan Maluku itu memang belum ada di plan kita. Baik tahun ini maupun tahun depan," kata Agus.
Soal jumlah Base Transceiver Station (BTS) yang dimiliki Smartfren, ia menyebut ada 46 ribu tersebar di seluruh Indonesia dan terbanyak berada di Pulau Jawa.
"Populasinya paling banyak di Jawa. Subscriber kita paling banyak di situ. Capacity-nya pun lebih besar dibutuhkan di Jawa. Tapi, secara backbone by capacity, kita besar sekali," katanya.
Baca juga: Smartfren Dikeluhkan Gangguan, Pengguna Laporkan Sinyal Tiba-tiba Menghilang
Rencana penambahan BTS baru akan dilakukan ketika daerah tersebut mengalami penambahan pelanggan.
"Penambahan kita akan fokus di capacity karena growth. Traffic naik. Subscriber naik. Jadi, kita akan lihat mana area yang membutuhkan penambahan BTS untuk mendukung capacity," ujar Agus.
Baca juga: CARA Cek Bantuan Kuota Internet dari Kemdikbud: Telkomsel, XL, Axis, Indosat Ooredoo, 3, Smartfren
Smartfren disebut telah mempersiapkan rencana perluasan jangkauan.
Namun, belum bisa diumumkan lebih lanjut. "Nanti begitu sudah matang, akan kita publish ke media. Master plan kita tahun depan," kata Agus.