Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – CEO baru Twitter Elon Musk mengungkap rencana restrukturisasi organisasi, dengan membuka lowongan untuk mengisi bangku kepemimpinan dalam platform berlogo burung biru itu.
Pernyataan tersebut dilontarkan Musk saat perusahaan supercar Tesla Inc mengalami tuntutan dari pengadilan Delaware terkait tuduhan pengayaan, dimana bonus yang terima Musk dianggap terlalu banyak dan merugikan investor.
Kondisi tersebut kian diperparah dengan anjloknya saham Tesla Inc selama beberapa minggu terakhir, akibat aski jual massal.
Baca juga: Twitter Dikabarkan PHK Ribuan Karyawan Kontrak Tanpa Adanya Pemberitahuan
Dalam cuitannya Musk menjelaskan bahwa kemunduran yang terjadi pada Tesla merupakan buntut dari munculnya berbagai masalah yang menimpa Twitter. Tercatat setelah dua minggu diakuisisi, media sosial ini telah mengalami rentetan masalah mulai dari mundurnya sejumlah petinggi hingga ancaman lonjakan utang yang memicu kebangkrutan .
Bahkan Musk mengakui beberapa insinyur Tesla turut terjun membantu mengevaluasi tim teknik Twitter secara sukarela diluar jam kerja, setelah Twitter mengalami kekurangan insinyur di tim inti.
Hadirnya rangkaian permasalahan itu lantas membuat Musk dan para karyawannya di Tesla kehabisan waktu, hingga bisnis Tesla tidak terurus dan mengalami kemunduran pendapatan.
"Ada ledakan aktivitas awal yang diperlukan pasca akuisisi untuk mengatur ulang perusahaan. Tapi kemudian saya berharap untuk mengurangi waktu saya.” kata Musk dalam cuitannya di Twitter.
Alasan tersebut yang kemudian membuat Musk berambisi mencari pemimpin baru untuk menjalankan operasi Twitter.
Langkah tersebut diambil demi menenangkan para Investor di pabrik supercarnya, dengan begini Musk berharap agar pihaknya dapat memiliki waktu untuk mengurus Tesla, sehingga investor dapat tenang dan tak lagi melakukan aksi jual massal pada saham Tesla.
Meski nantinya kepemimpinan Twitter akan dipegang oleh pemimpin baru, namun dalam tweetnya Musk menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjalankan Twitter sampai sosial media ini dapat mencatatkan lonjakan pendapatan dan berada di posisi terkuat.