Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Gubernur Maryland, Larry Hogan, pada Selasa (6/12/2022) mengeluarkan arahan darurat yang berisi larangan mengakses aplikasi berbagi video pendek milik China atau yang dikenal dengan TikTok untuk seluruh pegawai dan perangkat pemerintahan.
Dilansir dari Channel News Asia, larangan yang dibuat oleh Hogan berkaitan dengan risiko keamanan dunia maya yang tidak dapat diterima di wilayahnya.
Secara terpisah, TikTok mengatakan bahwa kekhawatiran yang mendorong sebuah negara melarang penggunaan produknya sebagian besar dipicu oleh informasi yang salah.
"Kami kecewa karena banyak lembaga negara, kantor, dan universitas yang melarang penggunaan aplikasi TikTok untuk membangun komunitas dan saling terhubung satu sama lain," kata TikTok.
Selain melarang penggunaan aplikasi TikTok, Hogan juga membatasi para pegawainya menggunakan produk seperti Huawei Technologies, ZTE Corp, WeChat, QQ dan QQ Wallet dari Tencent Holdings, produk Alibaba dan Kaspersky Lab Rusia.
Brendan Carr, seorang Republikan anggota Komisi Komunikasi Federal, memuji tindakan Hogan yang katanya akan melindungi Maryland dari ancaman yang ditimbulkan oleh aktor asing jahat.
Baca juga: Di Tengah Badai PHK, TikTok Buka Lowongan Bagi 1.000 Pekerja
Sementara itu, Direktur FBI Chris Wray pada bulan lalu mengatakan bahwa penggunaan aplikasi TikTok dapat menimbulkan masalah keamanan nasional, menandai risiko pemerintah China dapat memanfaatkan aplikasi berbagi video untuk memengaruhi pengguna atau mengontrol perangkat mereka.
Pada 2020 lalu, mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump juga memutuskan untuk menangguhkan penggunaan aplikasi WeChat dan TikTok dan mengancam akan memblokir pengguna baru aplikasi tersebut di AS.