TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Layanan 5G diprediksi akan mengalami pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Dengan pertumbuhan pesat seperti sekarang, layanan 5G disebut bisa menjadi teknologi terkemuka di Asia Tenggara pada 2028 mendatang.
Prediksi ini dilatarbelakangi oleh sebagian besar Penyedia Layanan Komunikasi (CSP) akan menawarkan layanan 5G komersial di akhir tahun 2028 mendatang. Dengan kata lain, dalam hal langganan, 5G akan menjadi teknologi terdepan dengan tingkat penetrasi sebesar 48 persen.
Khusus di Asia Tenggara dan Oceania, jumlah langganan 5G diproyeksikan akan mencapai hampir 30 juta di akhir tahun 2022. Sementara di seluruh dunia, diprediksi langganan 5G bisa mencapai satu miliar pada akhir tahun 2022 dan lima miliar pada akhir tahun 2028.
Perusahaan teknologi informasi dan komunikasi Ericsson baru-baru ini mengeluarkan laporan terbaru yang memprediksi pertumbuhan pesat 5G khususnya di Asia Tenggara (ASEAN) dan Oseania.
Bahkan menurut laporan terbaru Ericsson, langganan koneksi 5G di ASEAN dan Oseania bisa mencapai angka 620 juta pada akhir tahun 2028.
Lebih lanjut lagi, dijelaskan dalam laporan bahwa adopsi 5G dan pertumbuhan penggunaan layanan imersif baru oleh konsumen merupakan faktor utama pertumbuhan penggunaan data seluler di wilayah tersebut.
Data traffic seluler per smartphone diperkirakan akan tumbuh dari 12,5 GB per bulan di tahun 2022 dan menjadi 54 GB per bulan di tahun 2028 mendatang.
Untuk itu, Head of Ericsson Indonesia Jerry Soper, mengatakan penyedia layanan komunikasi terkemuka harus bekerja sama dengan pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur digital untuk mempercepat digitalisasi dan mendorong pembangunan negara yang inklusif.
“Sebagai pemimpin Teknologi Informasi & Komunikasi (ICT) yang terkemuka, misi Ericsson adalah untuk memungkinkan nilai penuh konektivitas bagi konsumen dan bisnis, serta menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Bersama-sama dengan Penyedia Layanan Komunikasi, Ericsson akan terus mendukung pemerintah menyiapkan infrastruktur digital,” ucapnya.
“Ericsson juga akan terus menghadirkan jaringan dengan solusi teknologi hemat energi terbaru untuk mengurangi jejak karbon sekaligus mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi Tanah Air,” tambahnya.
Layanan 5G mencapai satu miliar koneksi pada akhir tahun 2022
Masih dari laporan Ericsson Mobility Report edisi November 2022, koneksi Akses Internet Tetap atau Fixed Wireless Access (FWA) di seluruh dunia memang mengalami pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Didorong oleh percepatan rencana penerapan FWA di India, serta pertumbuhan yang terjadi pada market di negara berkembang lainnya, FWA diperkirakan akan memiliki pertumbuhan sebesar 19 persen secara tahunan dari tahun 2022 hingga 2028 dan mencapai 300 juta koneksi di akhir tahun 2028.
Sementara itu, laporan juga memaparkan bahwa pada medio Juli hingga September 2022 lalu, terdapat penambahan sekitar 110 juta langganan 5G di seluruh dunia. Sehingga total tercatat 870 juta koneksi untuk 5G, yang diprediksi saat pergantian tahun sudah berada di angka satu miliar langganan.
Faktor lain penyebab pertumbuhan layanan 5G adalah para vendor mampu menyediakan perangkat secara tepat waktu dengan harga yang lebih murah dan penerapan 5G yang masif di China sejak awal kemunculannya.
Secara global, hampir 230 Penyedia Layanan Komunikasi (CSP) telah meluncurkan layanan 5G hingga saat ini, bersamaan dengan lebih dari 700 model smartphone 5G diumumkan secara komersial.
Yang mana langkah tersebut akan membuat layanan 5G pada akhir tahun 2028, bisa mencapai lima miliar langganan 5G di seluruh dunia, dengan jangkauan populasi 5G diproyeksikan mencapai 85 persen. Jaringan 5G juga diperkirakan akan membawa sekitar 70 persen data traffic seluler dari seluruh pertumbuhan traffic pada jangka waktu yang sama.
Executive Vice President and Head of Networks Ericsson Fredrik Jejdling mengatakan, “Penyedia Layanan Komunikasi terus menerapkan 5G dan momentum untuk FWA semakin cepat. Selain itu, data traffic jaringan seluler global meningkat hampir dua kali lipat setiap dua tahun.”
“Seperti yang dijelaskan dalam Ericsson Mobility Report edisi ini, penyedia layanan kini mengambil tindakan untuk menyebarkan perangkat keras dan perangkat lunak dari radio hemat energi generasi terbaru, meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, serta mengoperasikan infrastruktur lokasi secara cerdas untuk mengurangi dampak lingkungan,” jelasnya lagi.
Laporan Ericsson Mobility Report edisi November 2022 juga menyoroti pentingnya mengurangi dampak lingkungan. Sektor telekomunikasi memang memegang peran kunci dalam mencapai tujuan keberlanjutan global, baik dengan mengurangi emisinya sendiri maupun melalui potensinya untuk mengurangi emisi karbon di industri-industri lainnya.
Untuk meminimalkan dampak lingkungan, pertumbuhan data traffic perlu dikelola dengan modernisasi smart network yang dipadukan dengan pendekatan yang seimbang terhadap kinerja jaringan. Untuk membaca Ericsson Mobility Report November 2022 selengkapnya di sini.