Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Produsen iPhone terbesar di China, Foxconn, dilaporkan tengah melakukan rekrutmen besar–besaran usai puluhan ribu karyawan mengundurkan diri akibat kebijakan lockdown yang diterapkan oleh presiden Xi Jinping.
Menurut pernyataan yang disampaikan Eksekutif Foxconn Vic Wang pada Selasa (3/1/2022) setidaknya ada lebih dari 200.000 karyawan yang mulai bekerja di pabrik Foxconn selama beberapa hari terakhir.
Langkah ini diambil Foxconn guna memacu produksi ponsel iPhone yang sempat mengalami kemerosotan tajam pada November kemarin, imbas pengetatan nol-Covid yang diserukan pemerintah China dengan memperketat kebijakan lockdown.
Baca juga: Foxconn Kejar Setoran, Karyawan yang Keluhkan Sakit Dilarang Jalani Tes Covid
Pengetatan ini awalnya dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan Covid-19 yang kian menggila, akan tetapi setelah kebijakan diberlakukan selama tiga tahun terakhir ekonomi masyarakat China justru mulai mengalami kemunduran drastis.
Alasan ini yang kemudian memicu kemarahan jutaan warga termasuk karyawan Foxconn, munculnya ketegangan di fasilitas tersebut bahkan mendorong terjadinya kerusuhan yang melibatkan ratusan karyawan Foxconn dengan petugas keamanan setempat.
Hingga berimbas pada aksi pengunduran diri atau eksodus yang dilakukan lebih dari 20.000 karyawan. Tak hanya itu produksi iPhone 14 series juga ikut menyusut 87 juta unit dan berakibat pada amblasnya saham Apple sebanyak 34 persen di sepanjang perdagangan 2022.
Khawatir pembengkakan kian bertambah di tahun 2023, mendorong Foxconn untuk melakukan rekrutmen besar – besaran guna memulihkan produksi ditengah pelonggaran kebijakan nol-Covid.
Dengan menambah 200.000 karyawan di awal tahun ini, Foxconn memperkirakan jumlah produksi iPhone 14 series dapat pulih dan meningkat mencapai 90 persen selama beberapa bulan kedepan.