Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO – Isu terkait kebangkrutan yang tengah menimpa Twitter kian santer terdengar, setelah Elon Musk kepergok melelang perkakas dapur dan sejumlah inventaris berharga lainnya yang ada di kantor cabang San Francisco.
Mengutip dari Bloomberg barang – barang tersebut diantaranya peralatan telekonferensi seperti monitor dan mikrofon serta beberapa peralatan dapur seperti kulkas, oven pizza dan mesin espresso.
Tak hanya itu logo perusahaan yang terpampang di depan gedung juga turut diobral dalam proses lelang yang diselenggarakan secara online oleh website Heritage Global Partners In selama 27 jam kedepan, dimulai sejak Rabu (18/1/2023) pagi.
Baca juga: Fitur Baru Twitter Bocor, Kreator Kini Bisa Raup Cuan Lewat Saweran Koin
Dalam hitungan tujuh jam, setidaknya Twitter berhasil meraup keuntungan besar dari lelang ini seperti logo perusahaan yang ditawar dengan harga 25 dolar AS atau Rp 377 juta (satuan kurs Rp 15.084).
Sementara logo neon dengan tulisan Twitter di bandrol dengan harga 17.500 dolar AS atau Rp 263 juta, patung "@" senilai 4.100 dolar AS atau Rp 61 juta serta patung bersimbol burung biru yang dipatok di kisaran 16.000 dolar AS atau Rp 241 juta.
Mengutip dari Bloomberg penjualan ini nantinya akan digunakan Elon Musk untuk membayar tagihan sewa gedung yang mengalami tunggakan pembayaran, terhitung sejak 16 Desember 2022.
Hingga pemilik gedung Columbia Reit - 650 California LLC melayangkan tuntutan kepada Twitter yang berada di cabang San Fransisco.
Meski pihak penyelenggara lelang menegaskan bahwa penjualan itu tidak dimaksudkan untuk menopang keuangan Twitter.
Baca juga: Twitter Menunggak Sewa Gedung Hingga 136.250 Dolar AS, Elon Musk Terancam Kena Tuntutan
Namun adanya sinyal gagal bayar yang dialami oleh seluruh cabang Twitter yang ada di berbagai belahan dunia membuat publik berasumsi bahwa saat ini Twitter tengah mengalami kebangkrutan.
Hingga Elon Musk tak dapat membayarkan biaya sewa gedung dan terpaksa menunggak pembayaran selama berminggu – minggu.
Sebelum melakukan lelang, Elon Musk pada akhir tahun lalu secara membabi-buta telah mengurangi beban finansial Twitter dengan melakukan pemecatan massal terhadap ribuan karyawan.
Usai mengalami penurunan pendapatan iklan serta anjloknya saham Twitter sebesar 65 persen di sepanjang tahun 2022, buntut dari kebijakan kontroversial yang dilakukan Elon Musk.