Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Dibandingkan tahun lalu, serangan phising di Indonesia mengalami peningkatan terbilang tinggi sepanjang kuartal 2 tahun 2023 ini.
Serangan phising di kuartal pertama 2022 tercatat sebanyak 600.796 serangan dan kemudian meningkat menjadi 947.920 pada kuartal kedua 2023.
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Diana Anggraeni mengatakan, phising adalah sebuah upaya untuk mendapatkan informasi dari calon korban lewat teknik pengelabuan.
Phising merupakan industri penipuan secara daring dan terorganisir dengan baik.
"Beberapa anggota masyarakat masih kerap tertipu lantaran masih minimnya literasi digital dalam hal penggunaan teknologi maupun dipengaruhi sikap mudah percaya terhadap semua informasi yang beredar di internet," katanya saat workshop Literasi Digital dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Untuk mencegahnya, kata Diana, apabila menemukan link yang mencurigakan, waspada agar jangan sembarang meng-klik link tersebut.
"Bisa saja itu merupakan link palsu atau phising. Segeralah keluar dari situs mencurigakan tersebut," ucap Diana.
Co-Founder WorkNessia.com Abdul Hamid Hasan mengatakan, permasalahan yang ditimbulkan akibat kejahatan digital adalah hilangnya data pribadi maupun informasi yang sifatnya rahasia, kerusakan pada sistem perangkat, gangguan pada koneksi internet, maupun pelanggaran privasi dan keamanan online.
Menurut dia, maraknya kejahatan digital juga disebabkan rendahnya kesadaran pengguna ruang digital mengenai keamanan digital.
"Begitu juga masalah pada penegakan hukum atas kasus ini yang masih lemah dan dari sisi pelaku terdapat motif finansial atau keuangan lewat pencurian data digital," katanya.
Baca juga: Jadi Korban Phising, Superstar Taiwan Jay Chou Kehilangan NFT Rp 7,8 Miliar
Abdul menambahkan, agar terhindar dari kejahatan digital, pengguna harus memastikan bahwa aplikasi yang digunakan adalah aplikasi orisinil dan aman dari serangan malware.
Cara lainnya adalah dengan rutin memperbarui aplikasi, termasuk mengunduh aplikasi dari sumber resmi yang terpercaya.
Direktur PT Mahakarya Berkah Sejahtera dan dosen Stikosa AWS Surabaya Muhajir Sulthonul Aziz mengatakan, cara sederhana membedakan apakah link tersebut asli atau palsu adalah dengan memeriksa alamat URL dengan teliti.
Baca juga: Google: Hacker Rusia dan China Lakukan Spionase dan Kampanye Phising di Ukraina
"Sebab, link asli dengan yang palsu memiliki kemiripan sekilas dalam hal nama URL," katanya. Ia juga menyarankan pemeriksaan sertifikat SSL untuk memastikan keaslian dan keamanan sebuah situs.
"Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital ini. Yang bisa kita lakukan adalah dengan meminimalkan dampaknya menjadi sekecil mungkin," ujarnya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.