Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Nasib Google kini tengah berada di ujung tanduk usai produsen ponsel terbesar di Korea Selatan Samsung mempertimbangkan rencana untuk mengganti layanan mesin pencari default di perangkat mobile-nya.
Melansir dari laman Fortune Samsung saat ini berencana mengalihkan layanan pencariannya dari Google ke layanan chatbot AI Bing besutan Microsoft.
Meski masih dalam tahap negosiasi,namun apabila kabar itu menjadi kenyataan Google diperkirakan merugi tajam di tahun ini. Lantaran kehilangan pendapatan tahunan senilai 3 miliar dolar AS yang dihasilkan dari kontrak dengan Samsung.
Baca juga: Pasca Rilis Layanan Chatbot AI, Saham Baidu Merosot 3 Miliar Dolar
Sejumlah pihak meyakini apabila kehadiran fitur AI di Bing melatarbelakangi pertimbangan Samsung untuk beralih meninggalkan Google.
Usai kabar tersebut mencuat ke publik, Google dilaporkan langsung meningkatkan teknologi AI miliknya. Proyek baru yang dinamai 'Magi' belakangan dikembangkan oleh 160 desainer, engineer, dan eksekutif Google.
Lewat pengujian intens nantinya perangkat AI ini akan disematkan pada layanan mesin pencari Google dengan tujuan untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang jauh lebih terpersonalisasi.
Magi diprediksi akan dirilis Google pada bulan depan di ajang I/O 2023, di tahap awal nantinya Magi akan diujicobakan untuk satu juta pengguna di Amerika Serikat sebelum memperluas ketersediaannya untuk 30 juta pengguna pada akhir tahun ini.
Selain menambahkan fitur AI di Search, Google diketahui sedang menggarap mesin pencari baru yang ditenagai kecerdasan buatan. Google sendiri hingga kini masih belum mau mengungkap kapan proyek terbarunya itu hadir di pasaran.
Namun dengan semua ekspansi Google yakin pihaknya dapat menyamakan langkah dengan saingannya yakni Microsoft yang telah lebih dulu membawa AI kecanggihan GPT 3.5 ke mesin pencarinya.
“ Teknologi paling mendalam yang sedang dikerjakan melanjutkan, teknologi ini lebih mendalam daripada api atau listrik atau apa pun yang telah kami lakukan di masa lalu,” jelas CEO Alphabet Sundar Pichai.