Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Platform berbagai video pendek milik ByteDance, TikTok berencana menginvestasikan miliaran dolar AS di Asia Tenggara, termasuk Indonesia selama beberapa tahun ke depan.
Dilansir dari CNBC, rencana investasi itu diungkapkan langsung oleh CEO TikTok Shou Zi Chew dalam sebuah forum di Jakarta.
“Kami akan menginvestasikan miliaran dolar AS di Indonesia dan Asia Tenggara selama beberapa tahun ke depan,” kata Chew.
Baca juga: Okto Siagian Sukses Gaet Jutaan Views di TikTok dengan Konten Edukatif
Chew tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang rencana tersebut, tetapi mengatakan akan berinvestasi dalam pelatihan, iklan, dan mendukung vendor kecil yang ingin bergabung dengan platform e-commerce TikTok Shop.
Asia Tenggara sendiri merupakan salah satu wilayah dengan basis pengguna TikTok terbesar, di mana sebagian besar penggunanya berusia di bawah 30 tahun.
TikTok telah memfasilitasi 4,4 miliar dolar AS transaksi di seluruh Asia Tenggara tahun lalu, naik dari 600 juta dolar AS pada 2021, tetapi masih tertinggal jauh di belakang penjualan merchandise regional Shopee sebesar 48 miliar dolar AS pada 2022, menurut Momentum Works.
Rencana investasi TikTok muncul ketika perusahaan milik China menghadapi pengawasan dari beberapa pemerintah dan regulator karena kekhawatiran bahwa Beijing dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk mengambil data pengguna atau memajukan kepentingannya.
Negara-negara seperti Inggris dan Selandia Baru telah melarang aplikasi tersebut langkah yang menurut TikTok diyakini didasarkan pada "kesalahpahaman mendasar" dan didorong oleh geopolitik yang lebih luas.
Adapun regulator Vietnam mengatakan pihaknya akan menyelidiki operasi TikTok di negara itu karena konten berbahaya di platform tersebut yang dapat mengancam "anak muda, budaya, dan tradisinya".