TRIBUNNEWS.COM - Alat sadap Pegasus saat ini menjadi perangkat yang disebut-sebut dapat mengancam sistem demokrasi suatu negara.
Pasalnya, alat ini mampu membuka perangkat telepon seluler atau ponsel seseorang dengan tanpa diketahui pemiliknya.
Perangkat ini tentu mengaburkan prinsip privasi yang selayaknya dimiliki pengguna layanan telekomunikasi.
Lantas, apa itu alat sadap Pegasus?
Dilansir Kompas.com, spyware atau perangkat lunak berbahaya Pegasus ini merupakan buatan perusahaan Israel.
Diduga software ini digunakan beberapa di seluruh dunia untuk memata-matai ponsel para aktivis, jurnalis, eksekutif perusahaan, bahkan juga politisi.
Baca juga: 5 Fakta Film Unlocked yang Tayang di Netflix, Pembunuh Berantai yang Sadap Ponsel Gadis Muda
Para peneliti percaya bahwa versi awal dari spyware ini pertama kali terdeteksi pada 2016.
Yakni diawali berupa pesan teks jebakan untuk menginstal dirinya sendiri ke ponsel target.
Penerima harus mengeklik tautan dalam pesan agar spyware terunduh.
Namun kini caranya lebih canggih.
Dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group, spyware bisa masuk ke ponsel tanpa diduga oleh penggunanya.
Pada 2019, WhatsApp pernah menggugat NSO karena menyelipkan spyware ke sekitar 1.400 ponsel dengan memanfaatkan aplikasi perpesanan tersebut.
Baca juga: 5 Fakta Film Unlocked yang Tayang di Netflix, Pembunuh Berantai yang Sadap Ponsel Gadis Muda
Dikatakan bahwa hanya dengan menelepon target lewat WhatsApp, Pegasus diam-diam dapat mengunduh dirinya sendiri ke ponsel.
Bahkan jika target tidak mengangkat panggilan itu pun bisa tiba-tiba terunduh.
Kini Pegasus dilaporkan memanfaatkan kelemahan perangkat lunak iMessage Apple yang berpotensi memberinya akses ke 1 miliar iPhone.
Profesor keamanan siber di University of Surrey di Inggris, Alan Woodward mengatakan, Pegasus mungkin adalah salah satu alat akses jarak jauh yang paling mumpuni, seolah-olah target telah memberikan ponsel ke tangan orang lain.
Pegasus dapat digunakan untuk membaca pesan dan e-mail target, melihat-lihat foto yang mereka ambil, menyadap telepon, melacak lokasi, dan bahkan merekam dari kamera.
Baca juga: Bermula dari Hobi Sadap Ponsel Pasangannya, Vicky Shu: Aku Jadi Yakin Buat Nikah
Pegasus mengalami perkembangan sehingga mampu menyembunyikan semua jejak perangkat lunak.
Target pun kesulitan untuk mengkonfirmasi apakah ponsel tertentu telah disadap atau tidak.
Hingga kini belum diketahui pasti berapa banyak orang yang ponselnya disadap.
Dari laporan baru oleh media internasional mengatakan lebih dari 50.000 nomor telepon menjadi target.
Namun, Lab Keamanan Amnesty International, salah satu organisasi yang menyelidiki Pegasus, mengaku telah menemukan jejak serangan sukses pada iPhone Juli 2021.
Apple dan Google bahkan menawarkan hadiah kepada peretas, jika memberitahu kekurangan perangkat lunaknya.
Para analis juga percaya, NSO yang stafnya termasuk mantan anggota elite militer Israel, kemungkinan mengawasi dark web yakni tempat hacker sering menjual informasi tentang kelemahan keamanan yang mereka temukan.
Baca juga: Peneliti Sadap Layanan Online dan Situs Medsos Ukraina untuk Kumpulkan Aktivitas Perang
Mengutip Nextren.grid.id, penelitian sebelumnya telah mencatat bahwa hebatnya software Pegasus memiliki fitur yang disebut 'bunuh diri'.
Yakni suatu sistem yang dapat menonaktifkan penyebaran malware oleh pelanggan.
Menurut NSO, fitur 'bunuh diri' dapat aktif jika target yang dibidik pindah ke negara.
Alat ini mampu mengesankan jika melihat kemampuan software itu beraksi secara langsung.
Cukup beritahu nomor aktifnya, maka semua isi smartphone bisa dilihat, hanya dalam waktu 5 menit saja.
Begitu canggih namun bisa sangat mengerikan.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani, Kompas.com, Grid.ID/Gama Prabowo)