Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM – Platform streaming musik asal Swedia, Spotify akan meluncurkan paket berlangganan “Supremium" yang diharapkan mencakup audio dengan fidelitas tinggi.
“Paket berlangganan itu akan diluncurkan Spotify mulai tahun ini di luar pasar Amerika Serikat (AS) terlebih dahulu,” lapor Bloomberg News, mengutip orang-orang yang mengetahui rencana tersebut.
Spotify tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait biaya berlangganan dari paket “Supremium” tersebut.
Namun sejumlah orang yang mengetahui rencana itu mengatakan paket berlangganan “Supremium” akan sedikit lebih mahal dari paket berlanggan premium saat ini.
Sebagai bentuk timbal balik, Spotify akan memberikan akses yang lebih luas ke audiobook, baik melalui sejumlah jam gratis per bulan atau sejumlah judul tertentu kepada pengguna paket “Supremium”.
Di pasar AS, Spotify mematok paket berlangganan premium untuk perseorangan sebesar 9,99 dolar AS atau setara Rp 150.000 per bulan.
Sedangkan paket berlangganan premium keluarga dengan enam pengguna dibanderol 15,99 dolar AS atau setara Rp 240.000 per bulan.
PHK 200 Karyawan
Awal bulan ini, Spotify mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap dua persen tenaga kerjanya atau sekitar 200 karyawan.
Dilansir dari Reuters, pemangkasan tersebut memengaruhi karyawan yang berada di divisi podcast Spotify.
Baca juga: Bisnis Iklan Anjlok, Spotify Putar Otak Naikkan Biaya Langganan Premium
“Ini keputusan yang sulit, tetapi kami perlu menata kembali strategi untuk bisa mencapai profitabilitas,” ujar Sahar Elhabashi, kepala bagian bisnis podcast Spotify.
Spotify sendiri telah menghabiskan banyak uang untuk membangun bisnis podcastnya dalam beberapa tahun terakhir, berharap tingkat keterlibatan yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh format tersebut akan mendatangkan lebih banyak pengiklan.
Baca juga: PHK Putaran Kedua, Spotify Pangkas 200 Karyawan di Divisi Podcast
Namun, strategi itu justru membuat meningkatnya biaya operasional perusahaan, yang tumbuh dua kali lipat dari kecepatan pendapatannya tahun lalu.