Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Google Inc. resmi meluncurkan layanan Anti Money Laundering berbasis kecerdasan buatan (AMLAI).
Sebelum diluncurkan, layanan ini sukses diujicobakan oleh Google di grup layanan keuangan HSBC yang berbasis di London.
Google menyatakan layanan AMLAI tersebut dirancang menggunakan model pembelajaran mesin untuk membuat profil risiko, memantau transaksi, dan menganalisis data.
“Pemantauan transaksi AI menggantikan pendekatan berbasis aturan yang didefinisikan secara manual dan memanfaatkan kekuatan data lembaga keuangan itu sendiri untuk melatih model pembelajaran mesin canggih guna memberikan pandangan komprehensif tentang skor risiko,” kata perusahaan itu.
Dalam praktiknya, Google mengklaim mitra uji cobanya, HSBC, mengalami peningkatan dua hingga empat kali lipat jumlah lansiran positif dan pengurangan 60 persen pada positif palsu.
Peluncuran AMLAI juga menandai kemajuan ambisi Google dan Google Cloud di ruang fintech.
Keterlibatan lebih lanjut Google dalam sektor AML dapat menjadi tanda positif bagi industri yang berkembang.
Menurut analisis dari konsultan BlueWeave, ukuran pasar AML global diperkirakan sekitar 3 miliar dolar AS pada 2022 dan diperkirakan akan mencapai hampir 8 miliar dolar AS pada akhir dekade ini.
Baca juga: Google Segera Alihkan Produksi Smartphone Pixel ke India
Selama bertahun-tahun, perusahaan telah mencoba-coba solusi pembayaran alternatif, seperti layanan Google Pay yang diadopsi secara luas dan munculnya kartu debit yang disponsori Google yang menampilkan konektivitas komunikasi jarak dekat.