Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Google memiliki rencana untuk meningkatkan kinerja dari fitur asisten virtual menggunakan kemajuan baru dari teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dalam menjalankan rencana tersebut, maka terjadi perombakan baru yang mencakup sejumlah kecil Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK terhadap beberapa stafnya.
Namun, berapa banyak jumlah karyawan yang akan dipangkas tidak diungkapkan secara langsung oleh Google.
Baca juga: Komisi II DPR: Tak Ada PHK Massal Terhadap 2,3 Juta Tenaga Honorer
Wakil presiden teknik Google Assistant, Peeyush Ranjan mengatakan pihaknya akan berupaya mendorong teknologi Large Language Model (LLM) atau model bahasa besar ke Google Asisten, perangkat lunak bertenaga suara Google yang mirip dengan Apple Siri atau Amazon Alexa.
“Sebagai sebuah tim, kami perlu fokus untuk memberikan pengalaman produk yang kritis dan berkualitas tinggi bagi pengguna kami,” tulis Ranjan dalam sebuah email yang dibagikan kepada karyawan, Selasa (1/8/2023).
“Kami juga telah melihat potensi besar dari AI generatif untuk mengubah kehidupan orang-orang dan melihat peluang besar untuk mengeksplorasi seperti apa Asisten dengan daya tambahan, yang ditenagai oleh teknologi LLM,” sambungnya.
Nantinya karyawan yang terdampak PHK akan diberi waktu 60 hari untuk mencari pekerjaan lain di Google.
Sementara itu, juru bicara Google Jennifer Rodstrom mengatakan perusahaan kian bersemangat untuk mengeksplorasi bagaimana LLM dapat membantu banyak orang.
“Ratusan juta orang menggunakan Asisten setiap bulan dan kami berkomitmen untuk memberi mereka pengalaman berkualitas tinggi,” katanya.
Perkembangan pesat dalam AI generatif yang merespons pertanyaan berbasis teks dengan jawaban yang cerdas dan kreatif serta dapat mengubah teks menjadi gambar, mendorong Google untuk menyematkan teknologi tersebut ke dalam sebanyak mungkin produk.