News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

10 Tahun Pemerintahan Jokowi

Kamri Bahagia Siswanya Kini Bisa Belajar Berbasis Internet

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Menara BTS di daerah pesisir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Akses internet, kebutuhan utama masyarakat yang tadinya seperti barang mewah bagi mereka yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Republik Indonesia, kini bukan lagi sekadar mimpi. 

Kamri, Kepala SMKN 3 Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, merasakan betul manfaat jangkauan akses internet di daerahnya. Kata dia, para siswanya kini bisa lebih cepat mencerna dan memahami materi pelajaran, berkat jaringan internet yang terjangkau.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas jaringan internet secara gratis di sekolah kami SMKN 3 Sinjai Sulsel. Adapun manfaat dari bantuan jaringan ini adalah membantu proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih efisien. Kemudian memberi bantuan kepada siswa tentunya dalam hal mengakses informasi atau materi pelajaran,” tuturnya dilansir laman setkab.go.id.

Baca juga: Hati-hati Berinteraksi di Internet, Etika Digital Penting untuk Berkomunikasi

Masuknya jangkauan internet juga dirasakan warga di sejumlah desa di pulau terluar, Pulau Kabaruan, termasuk di Desa Taduale.Selama desa itu ada, baru saat ini warga bisa menikmati jaringan internet.Perluasan jaringan internet di sejumlah desa di daerah perbatasan Negara indonesia dan Filipina ini memang sudah lama dinantikan.

Meski banyak warga yang sudah punya gawai seperti telepon genggam, namun tidak bisa menggunakannya terkendala jaringan telekomunikasi dan internet tidak ada sama sekali. Devi Ansiga warga desa Taduale yang kesehariannya bekerja di Melonguane, menyatakan, handphone (Hp) yang miliki saat ini bisa berfungsi lebih banyak ketimbang sekadar untuk berfoto.

Adanya akses internet, membuat HP yang mereka punya bisa berguna untuk beragam kebutuhan, mulai dari belajar, bersosialisasi, hingga berbisnis secara dalam jaringan (daring).

Terjamahnya daerah 3T oleh akses internet ini juga dirasakan prajurit TNI yang bertugas pada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara bernama Dimas Aryadi.

Dimas menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Jokowi atas pembangunan BTS 4G. Dimas pun berharap cakupan layanan internet di daerahnya dapat diperluas.

“Saat ini kami Pos Long Nawang dapat menggunakan fasilitas internet dan telah menunjang tugas kami di wilayah perbatasan,” tutur Dimas melalui konferensi video.

Baca juga: Terkait Pilkada 2024, Kominfo Ungkap Sebagian Daerah di Pulau Jawa Akses Internet Belum Cukup Baik

“Harapan kami untuk cakupan layanan fasilitas internet dapat diperluas, sehingga dapat digunakan di seluruh pos di wilayah perbatasan untuk kepentingan pertahanan negara,” lanjutnya.

Penetrasi Internet Melonjak dari 34 Persen ke 80 Persen

Pihak kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan, perkembangan jangkauan sinyal internet di Indonesia memang naik pesat selama masa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam 10 tahun terakhir.

Pada peringatan Hari Bhakti Postel ke-79 di Kantor Pusat Pos Indonesia, Bandung, Jumat (27/9/2024) silam, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, mengatakan layanan internet tersebut sudah mencapai 97 persen wilayah pemukiman di Indonesia. 

Nezar menyatakan, penetrasi internet di Indonesia masih sekitar 34 persen dari total populasi di 2014, namun melonjak mencapai hampir 80 persen di 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi)  (Dok. Setpres)

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo , Fadhilah Mathar menjabarkan, persentase kenaikan penetrasi internet tersebut di angka 79,50 persen.

Dijelaskan, penetrasi internet itu mencakup sekitar 221 juta jiwa penduduk Indonesia dengan 18.175 infrastruktur internet.

Selama 10 tahun terakhir, kata dia, Kominfo berfokus pada tiga strategi utama.

Pertama, implementasi pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang mencakup kualitas, cakupan, dan keamanan siber. Kedua, menyiapkan ketersediaan talenta digital. Dan ketiga, tata kelola termasuk regulasi yang tinggi.

Tiga langkah strategis itu ditujukan untuk memastikan bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di wilayah terpencil.

"Pada 2015 terdapat 122 kabupaten tertinggal dari total 514 kabupaten di Indonesia. Namun, pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo, jumlah kabupaten tertinggal berkurang menjadi 62 kabupaten," ungkapnya dalam keterangan resmi.

Sementara itu, digitalisasi sektor bisnis juga menjadi penggerak perekonomian nasional. Terutama untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat inovasi, dan memperkuat daya saing perusahaan.

"Dengan adopsi teknologi digital, perusahaan dapat mengoptimalkan proses bisnis mereka dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Ini juga berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan meningkatkan kontribusi sektor bisnis terhadap PDB nasional," kata Fadhilah.

Ia menekankan penting untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur digital yang sudah dilakukan selama 10 tahun terakhir.

Untuk mempercepat pemerataan jaringan internet di seluruh Indonesia, terutama di wilayah 3T, Kominfo juga telah melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi pada tiga tingkatan, yaitu tulang punggung (backbone), middle-mile, dan last-mile.

Di tingkat backbone, telah dilakukan penggelaran jaringan kabel serat optik Palapa Ring yang tingkat utilisasinya sudah mencapai 766 gigabit per detik (Gbps). 

Adapun untuk tingkat middle-mile berupa peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria)-1.

Sedangkan di tingkat last-mile berupa pembangunan Base Transceiver Station (BTS) yang telah dibangun di 6.665 Desa/Kelurahan. Total akses internet nasional pun telah mencapai 18.697 lokasi.

Satria-1 Fokus untuk Pelayanan Publik di Wilayah 3T

Satelit Republik Indonesia (Satria)-1 diluncurkan untuk meratakan akses internet di Tanah Air. 

Satria-1 resmi diluncurkan dari landasan Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), Senin (19/6/2023) dan telah beroperasi penuh mulai Januari 2024. Satelit ini merupakan satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia.

Fungsi Satria 1 ini adalah untuk meratakan akses internet, terutama untuk keperluan pendidikan, kesehatan, layanan publik untuk masyarakat, untuk TNI, Polri, di seluruh wilayah Tanah Air, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil.

Satria-1 difokuskan untuk sektor pelayanan publik, terutama untuk sekolah, rumah sakit, kantor-kantor pemerintah di tempat terpencil, kemudian di pos-pos Polri dan TNI di berbagai daerah 3T.

Berbeda dari sistem BTS, Satria-1 tetap bisa beroperasi tanpa adanya base transceiver station (BTS) 4G.

Pendekatan Indonesia-Sentris Jokowi

Upaya pemerataan akses internet dan peningkatan infrastruktur bidang digital ini dinilai sebagai pendekatan pembangunan berorientasi Indonesia-sentris dalam sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Jokowi.

Pendekatan baru ini membawa dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat di berbagai wilayah dan menjadi penyebab utama tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi, yang tercatat mencapai 75,6 persen pada survei terakhir Litbang Kompas pada Juni 2024.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Prabu Revolusi, mengatakan transformasi digital juga menjadi bagian integral dari kebijakan pembangunan Presiden Jokowi.

Dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Satu Dekade Memimpin Indonesia, Lebih Dari 70 persen Publik Puas', Jumat (4/10/2024) dia menjelaskan, konsep membangun dari pinggiran atau dikenal pendekatan Indonesia-sentris ini mengutamakan pembangunan yang merata hingga ke daerah-daerah terpencil, berbeda dengan pola Jawa-sentris yang dominan di masa lalu.

Hasilnya, percepatan akses internet, yang awalnya hanya 2,4 Mbps pada 10 tahun lalu, kini terakselerasi dengan baik hingga mencapai 25 Mbps pada hari ini.

Transformasi digital ini memberikan dampak positif langsung terhadap sektor pendidikan, komunikasi, dan ekonomi. 

Sehingga memungkinkan masyarakat di seluruh Indonesia untuk menikmati manfaat digitalisasi secara setara.

Karena itu dengan segala yang sudah dilakukan Jokowi selama 10 tahun terakhir, Prabu ingin mengajak masyarakat untuk mengucapkan terima kasih kepada Jokowi.

Capaian bidang digital yang sudah dilakukan selama 10 tahun pemerintahan Jokowi antara lain;

  1. Pembangunan jaringan pita lebar (broadband) yang bertujuan untuk meningkatkan ekspansi akses internet serta peningkatan kapasitas internet sehingga turut dapat meningkatkan kecepatan internet serta konektivitas untuk semua kalangan Masyarakat melalui kegiatan farming refarming spektrum radio.
  2. Digitalisasi Sektor Penyiaran melalui Digitalisasi Penyiaran Televisi dan Digitalisasi Penyiaran Radio melalui proses Analogue Switch-Off (ASO).
  3. Konektivitas untuk Keselamatan Maritim dan Penerbangan Serta Transportasi Cerdas.
  4. Layanan Afirmatif Perizinan Spektrum Frekuensi Radio dan Sertifikasi Operator Radio bagi Nelayan (MOTS-Ikran).
  5. Adopsi teknologi Cloud Computing dan Pengembangan Pusat Data Nasional serta Keamanan dan Kepatuhan Data.
  6. Konektivitas Akses Internet yang meningkat melalui peningkatan cakupan layanan seluler program akses internet terjangkau serta peningkatan teknologi dan layanan bagi seluruh wilayah dan elemen masyarakat.
  7. Pengaturan Perangkat Telekomunikasi melalui Regulasi dan Standardisasi Perangkat melalui kegiatan Pengujian Perangkat Telekomunikasi.
  8. Pelaksanaan program Pengawasan Pengendalian dalam bentuk Pengawasan dan Pengendalian Frekuensi, Pengawasan dan Pengendalian Perangkat Ilegal, serta Pengendalian International Mobile Equipment Identity (IMEI)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini