Tribunnews.com - Ayam tangkap sudah menjadi ikon kuliner Aceh. Bahkan saat Aceh dilanda bencana tsunami, ayam tangkap mendapat julukan baru, yaitu ayam tsunami karena penyajiannya yang memang tampak porak-poranda.
Ayam kampung yang dipotong kecil-kecil dibumbui dengan beragam rempah lalu digoreng hingga kering. Sesaat sebelum ayam matang dan kering, dimasukkan segenggam besar daun kari (salam koja), daun pandan, dan cabai hijau keriting.
Semuanya lalu digoreng bersamaan hingga matang dan kering. Hasilnya, ayam akan terbalut aroma dedaunan yang memang wangi. Menyantap dedaunan pun hukumnya wajib karena rempah inilah yang membuat ayam tangkap menjadi unik.
Di Jakarta, Anda bisa mencoba menu ayam tangkap di rumah makan Seulawah. Rumah makan sederhana ini berlokasi di Jalan Bendungan Hilir Raya Nomor 8, Jakarta Pusat (depan RSAL Mintohardjo).
Selain ayam tangkap, juga harus mencicipi mi aceh dan karee kameng alias kari kambing. Mi aceh dengan cara masak ala Tionghoa ini dibumbui dengan beragam bumbu yang tajam dan pedas. Tak heran setelah menyantapnya peluh akan mengucur membasahi dahi dan pelipis.
Bukan hanya sekadar mi, tetapi Anda bisa memadukannya dengan kepiting, udang, atau daging kambing. Bahan mana yang lebih lezat tentu tergantung preferensi pribadi Anda.
Begitu juga dengan karee kameng. Makanan wajib setiap perhelatan ini memang menantang lidah. Daging kambing yang digulai dengan bumbu menghasilkan cita rasa yang tajam dan pedas. Disantapnya bisa dengan nasi putih yang hangat dan pulen atau dengan roti jala.
Bahkan jiika disantap dengan roti jala, Anda bisa membersihkan mangkuk bekas karee kameng dengan menyapunya menggunakan roti jala hingga benar-benar tak bersisa. Usai menyantapnya dijamin Anda juga akan basah kuyup. Apalagi jika disantap dengan sambal ganja yang terbuat dari udang kali yang diulek bersama daun jeruk, bawang merah, cabai rawit merah, dan kucuran air jeruk nipis. Rasa asam pedasnya mampu membuat mata merem melek kepedasan.
Selagi menunggu, jangan lupa untuk mengunyah timphan. Kue khas Aceh ini terbuat dari labu kuning yang dihaluskan, lalu diberi isian pisang raja yang harum. Kemudian adonan tersebut dibungkus dengan daun pisang muda. Jika hanya menyantap satu pasti tak akan puas. Soal harga tidak perlu khawatir. Harga menu di Seulawah relatif terjangkau yaitu di kisaran Rp 3.000 sampai Rp 65.000. (Kontributor Travel, Heni Pridia)