Pedagang batu akik mangkal diantara kerumunan warga di sekitar Pelabuhan Wijaya Pura, Cilacap, Selasa (28/4/2015) petang.
TRIBUNNEWS.COM - Pelabuhan Wijaya Pura, Pulau Nusakambangan, Cilacap, dipadati warga setempat yang penasaran dengan proses jenazah delapan terpidana mati kasus narkoba dibawa keluar dari lapangan eksekusi Pulau Nusakambangan.
Keramaian ini pun dimanfaatkan para pedagang batu akik yang membuka lapak dagangan di sekitar kerumunan warga.
"Mumpung ini ramai di sini, kita jadi sekalian dagang batu akik di sini. Apalagi di sini banyak jenis batu akik khas Nusakambangan," ujar Winarno (47), salah seorang pedagang batu akik di kawasan pelabuhan.
Beberapa jenis batu akik yang banyak dimintai warga adalah kecubung asli Nusakambangan. Selain batu kecubung, beberapa batu akik lainnya, seperti bacan doko, lavender, pancawarna, dan batu hijau, juga digemari pengunjung.
"Kami ada jual batu akik bongkahan dan juga ada yang sudah jadi," kata dia.
Batu akik ini ditawarkan dengan harga bervariasi, mulai dari ratusan sampai jutaan rupiah.
Uniknya, di Nusakambangan, tak hanya pria, tetapi para perempuan juga menjadi peminat batu akik.
"Kita ikatnya itu antara yang biasa dipakai pria sama banyaknya dengan ikat batu akik untuk wanita," tambahnya.
Sampai petang ini, kerumunan warga semakin memadati area di depan pelabuhan. Bahkan marka jalan yang sebelumnya dipasang oleh petugas kepolisian diterobos hanya untuk bisa menyaksikan sebuah kapal penyeberangan yang bersandar di pelabuhan. Padahal, kapal itu hanya membawa para pegawai Lapas Nusakambangan yang lepas piket.
"Huh, bukan ini. Pegawai semua yang turun," kata salah seorang warga disambut riuh ratusan warga lainnya yang berada di depan gerbang pelabuhan.
Sesuai informasi yang dihimpun di lokasi, para keluarga terpidana mati akan datang kembali petang ini dan diberikan waktu besuk sampai Selasa pukul 20.00 WIB. Para keluarga pun sebagian ada yang telah diberitahukan bahwa kemungkinan besar eksekusi akan dilaksanakan nanti malam. (Irwan Nugraha)