Semua mata uang itu rata-rata berusia tua, di atas 30 tahun dengan kisaran harga antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Penjual uang kuno lainnya, Hanafi, menyebutkan, mata uang kuno yang dijualnya beragam.
Ada uang koin bertulisan Arab yang disebutnya uang Majapahit.
Dia mengaku tak tahu persis mengapa uang itu disebut demikian.
"Orang-orang dulu sering menyebutnya begitu dan konon ini uang Indonesia yang berlaku di zaman Kerajaan Majapahit dulu. Mungkin itu sebabnya jadi dinamai uang Majapahit. Ini nggak ada tahunnya, penuh tulisan Arab. Harganya murah saja sekitar puluhan ribu karena kondisinya sudah banyak yang berkarat bahkan ada yang tak jelas lagi tulisannya dan warnanya sudah berubah," paparnya.
Pedagang sedang jajakan jualannya di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin
Gelang Buyu dan Sawan
Hanafi, penjual lainnya, bahkan menjual lebih banyak lagi ragam jimat tradisional Banjar. Misalnya gelang buyu dan gelang sawan.
Kedua gelang ini berukuran kecil karena biasanya diperuntukkan anak kecil.
Gelang buyu kerap dipakai masyarakat Banjar di masa lalu untuk ritual pengobatan penyakit diisap buyu. Buyu adalah sejenis binatang air langka asli Kalimantan.
Konon, jika kena isapan buyu, korbannya akan sakit, persis seperti orang busung lapar.
Di masa lalu, karena keterbatasan pengobatan, orang lebih suka memakai cara tradisional, di antaranya dengan memakai gelang buyu ini yang diyakini memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan penyakit korban.
Rupanya seperti tasbih kecil. "Bahannya dari tulang hiu," katanya.