Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Karakter Disney ini tentu amat dikenal oleh masyarakat. Sifatnya yang cerewet dan pelit menjadi ikon sendiri di keluarga Donald.
Tingkah polah lucu dan membuat kesal dari Gober membuatnya begitu dicintai penggemar.
Itulah sekilas mengenai Gober.
Tokoh kartun yang diangkat menjadi nama street cafe di Bandar Lampung.
Karakter tadi yang menjadi inspirasi nama salah satu tempat nongkrong paling hits di Bandar Lampung kala malam menjelang.
Diambil dari nama tokoh Disney, Paman Gober menahbiskan dirinya menjadi tempat nongkrong yang tidak hanya nyaman tapi juga inspiratif di sudut Kota Tapis Berseri.
Tengok saja letaknya yang berada di Jalan ZA Pagar Alam Kota Bandar Lampung.
Mengambil tempat di pelataran ruko samping kampus A2L, Mang Obel seketika nampak mencolok dari deretan ruko yang ada, tepat saat mentari kembali ke peraduan.
Hal itu karena terhamparnya tenda-tenda semi permanen beraksen merah marun.
Belum lagi aneka furnitur dari bahan kayu bonggol berukuran jumbo di tata sedemikian rupa sebagai tempat menyantap makanan.
Nuansa hangat dari sinar kemuning bohlam lampu yang didudukan di beberapa lampu taman sukses membuat siapa saja merasa nyaman untuk nongrong.
Aksen pallet kayu yang menghiasi lampu menambah suasana kian romantis untuk bersantap bersama kekasih hati.
Pengalaman luarbiasa yang senada dengan menu yang kelak akan ditawarkan.
Aan Umar pengelola Paman Gober mengatakan, hadirnya tempat kulinari tersebut sebagai alternatif untuk menikmati menu bubur ayam kepada masyarakat.
Pasalnya, bubur ayam masih menjadi menu favorit untuk bersantap di malam hari.
Nasi uduk di Street Cafe Paman Gober
Sedangkan menu pilihan lain yang menemani adalah nasi uduk yang lekat dengan kuliner malam di Kota Tapis Berseri.
"Kita memang ingin sajikan menu bubur ayam dan nasi uduk yang istimewa ke masyarakat. Apalagi menu itu kan paling dicari kalao malem-malem yang dingin. Jadi kenapa engga buat street cafe," kisah Aan umar.
"Apalagi di Bandar Lampung ini kan minim tempat kongkow yang asyik," lanjut dia.
"Dipilihnya street cafe sebagai tema dagang, lebih untuk buat nyaman yang nongkrong. Pallet kayu buat suasana jadi roamntis, jadi makan sambil ngobrol lebih nyaman buat yang mahasiswa atau keluarga," jelas Aan Umar sembari menjelaskan sedikitnya membutuhkan modal hingga Rp 20 jutaan lebih untuk untuk wujudkan usaha ini.
Sulit Dilupakan Lidah
Aan umar melanjutkan, sebagai pengelola ia menyadari butuh sesuatu yang berbeda untuk memenangkan hati masyarakat Bandar Lampung.
Selain tempat yang sudah cozy, dari segi menu juga disesuaikan dengan kebutuhan para penikmat kuliner malam. Menu sederhana, beda dan sulit dilupakan oleh lidah.
"Orang Lampung butuh yang beda. Engga cuma makanan, tapi juga pengalaman saat makan itu sendiri. Kuncinya buat beda," ungkap Aan umar yang memutuskan membawa dapur mereka ke bagian muka agar menjadi sajian tontonan seru pengunjung..
Nah buat Anda yang penasaran dengan menu yang ditawarkan, Aan umar memberikan pilihan seru yang tidak ada salahnya untuk dicoba. Diantara menu andalan yang laris manis adalah bubur ayam, nasi uduk, cilok, bajigur, hingga roti bakar.
"Menu bubur masih jadi primadona. Buat yang penasaran datang aja mulai jam 18.00 sampai dini hari setiap harinya ke tempat kita kita," ajak Aan umar.
Gurih Bubur Ayamnya Kenyangkan Perut
Siapa tidak kenal bubur ayam?
Makan olahan nasi yang sering diburu orang-orang untuk sarapan ini tergolong sederhana namun tetap lezat.
Tidak heran jika banyak orang yang menjadikan makanan ini sebagai makanan favorit mereka.
Bubur ayam yang sering kita temui di pagi atau malam hari biasanya bubur ayam yang dijual dengan gerobak.
Rasanya tidak pernah berbeda satu sama lain.
Bubur ayam
Bubur yang dimasak dengan santan, diberi kuah bumbu, taburan ayam suwir, potongan cakwe, kacang goreng, daun bawang, seledri, bawang goreng, ditambah dengan sate usus atau ati ampela, dilengkapi dengan kerupuk pasti sudah sering kita jumpai.
Namun jika anda datang ke Paman Gober, Anda bisa menyantap bubur dengan rasa yang berbeda.
Di sebuah street cafe dengan dominan unsur kayu, anda bisa menemukan bubur dengan cita rasa yang cantik sekali.
Tidak ada kuah bumbu yang basah, taburan daun bawang, seledri, maupun kacang goreng.
Bubur ayam di sini hanya berisi bubur, suwiran ayam cukup besar, potongan cakwe, dan emping sebagai pengganti kerupuk lengkap taburan daun bawang.
Don't judge a book from its cover. Meskipun tampilannya tidak sesemarak bubur ayam biasanya, rasa bubur ayam paman Gober ini sungguh di luar ekspektasi. Rasa buburnya saja berbeda dari bubur yang lain.
Saat suapan pertama, Anda sudah bisa merasakan cita rasa berbeda dari bubur ini.
Rasa bubur yang gurih dengan tekstur yang lembut berpadu dengan manisnya suwiran ayam, pedasnya sambal, dan rasa khas pahit gurih emping menjadikan cita rasa bubur ini sangat lezat.
Belum lagi sate ampela dengan rasa gurih manis menambah santapan bubur ini semakin nikmat.
Rupanya rahasia kelezatan bubur ayam ini terletak pada proses memasak nasi untuk menjadi bubur.
Proses yang lama dengan api kecil membuat nasi hancur sempurna hingga menjadi bubur yang lezat.
"Rahasianya ada di trik memasak saja. Semua masakan adalah resep terbaik dari keluarga yang kita sajikan ke penggemar," kata Aan umar pengelola Paman Gober.
Untuk harga bubur ayam di sini tak Jauh berbeda dengan bubur lainnya. Bubur ayam bisa dinikmati dengan harga Rp 12.000. Walaupun cukup mahal, harga ini sesuai dengan rasa dan porsi bubur ini, dijamin juara.
Gurih Santan Dominasi kelezatan Nasi Uduk Gober
Selain bubur ayam, nasi uduk sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kuliner malam di Kota Bandar Lampung.
Tidak sulit menemukan pedagang yang menjajakan nasi uduk di jalanan protokol, ada yang menggelar lapak kaki lima hingga penjualan di rumah toko (ruko).
Tapi kali ini kita harus memberikan dua jempol pada nasi uduk yang disajikan oleh street cafe Paman Gober.
Mereka menyajikan makanan tradisional yang konon asli betawi itu dengan sentuhan yang manis.
Tampilan yang begitu mengundang rasa lapar saat melihat.
Saat menyantap nasi uduk yang disajikan di piring landai ini, kita langsung disuguhkan aroma yang begitu memikat.
Harum yang berasal dari aneka rempah asli Indonesia seperti serai dan daun salam begitu menantang indera penciuman.
Terbukti, saat kita menyuap dan menyantapnya, nasi yang gurih berbalut santan lengkap dengan rempah serai dan daun salam lumer dimulut.
Rasanya pas.
Amat gurih.
Rasa asin tidak dominan, menunjukkan si empu dapur telah piawai dengan resep ini.
Tekstur nasi masak sempurna, sehingga nikmat saat dikunyah.
"Nasi uduk kita sajikan dengan hangat. Amat gurih, bisa dirasakan sendiri bagaiaman sensasi yang dimiliki. Ini yang jadi pembeda nasi uduk kita dengan yang lain," ungkap Aan umar menegaskan.
Nasi uduk yang dibanderol Rp 7.000 ini bisa kita santap dengan sambal merah yang lumayan pedas sebagai variasi rasa.
Sedangkan untuk lauk, kita bisa memesan sate ati ampela, telur ayam, telur asin sebagai teman yang pas.
Satu-Satunya Bajigur Juara di Bandar Lampung
Puas icip-icip makanan andalan dari Paman Gober, tak lengkap jika belum mencicipi rasa wedang bajigur.
Pasalnya, di Bandar Lampung, Paman Gober adalah satu-satunya tempat nongkrong yang menyajikan bajigur dengan rasa fantastis.
Jadi, saat anda berkunjung di cafe tenda ini. Jangan pernah berusaha memilih minuman lain.
Pesanlah secangkir wedang bajigur. Minuman tradisional asal tanah sunda ini memang cocok dinikmati di saat malam hari.
Kehangatan yang dihasilkan saat meneguk secangkir wedang ini sukses mengusir dingin angin malam yang merasuk tubuh.
Bajigur yang disediakan Paman Gober sendiri diolah dari santan, kopi dan gula aren.
Santan yang diperas dari kelapa tua terbaik, dimasak perlahan dengan api kecil agar teksturnya tidak pecah.
Sebagai pelengkap pengelola dapur nampak memberikan daun pandan serta vanili sebagai penguat aroma wangi yang sedap saat menghirupnya.
Uniknya, jika bajigur tanah Pasundan menambahkan kopi sebagai resep, Paman Gober meniadakannya.
Jadi, bagaimana rasa bajigur Paman Gober. Akh, sulit diungkapkan. Secangkir bajigur rasanya kurang. Hangat, gurih, dan tidak membosankan. Rasanya pas dilidah, dengan tidak terlalu manis. Rasa santan yang gurih, cukup mendominasi diantara olahan gula arean terbaik. Jelas berbeda dengan bajigur kebanyakan.
Suasana di Street Cafe Paman Gober di Lampung
"Kebetulan di Bandar Lampung memang belum ada. Kebanyakan kan bandrek yah, jadi ini yang pertama, buat teman ngobrol lah," jelas Aan umar memaparkan.
Pengalaman yang Tribun rasakan senada dengan apa yang dirasakan oleh Dian Fiskasari (27).
Remaja yang empat tahun menempuh pendidikan di tanah Bandung menilai bajigur Paman Gober tak berbeda dengan bajigur yang pernah ia rasakan sebelumnya.
"Rasanya oke. Berasa lagi kuliah dulu. Tapi emang citarasa kopinya ilang, itu aja yang buat beda," tutur dia.