Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Ramai dan penuh sesak adalah kesan pertama yang muncul di kepala ketika sampai di pos pendakian Gunung Ungaran Mawar, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pertengahan Mei (16/5/2015) lalu.
Camping Ground penuh tenda dilengkapi api unggun dan orang-orang yang berkumpul membentuk kelompok-kelompok.
Waktu menunjukan pukul 23.00 namun suasana masih ramai layaknya pasar malam.
Tri Sulistyani, seorang pendaki, menceritakan, mendaki Gunung Ungaran merupakan pengalaman pertama. Gunung Ungaran dipilih karena tidak terlalu tinggi.
"Cuma 2.050 mdpl (meter di atas permukaan laut)," jelasnya kepada Tribun Jateng.
Ia yang tidak mendapat tempat membangun tenda di Camping Ground Mawar memutuskan langsung berjalan menuju pucak ungaran.
Meski mentari telah beranjak naik, Puncak Gunung Ungaran tetap menawarkan keindahan alam yang luar biasa. (Tribun Jateng/Rival Almanaf)
Perjalanan dari Mawar hingga puncak ditempuh dalam waktu kurang lebih tiga hingga empat jam dengan berjalan santai.
Medan yang cukup sulit ditemui ketika 400 meter menjelang Puncak Ungaran.
Bebatuan curam dan jurang di sisi kiri hanya bisa ditempuh lewat cara memanjat.
Pukul 03.00 dini hari, Puncak Ungaran berhasil direngkuh. Ada dua puncak di gunung ini, yakni Puncak Ungaran dan Puncak Gundul.
Tak jauh berbeda dari basecamp Mawar, di puncak juga penuh sesak tenda.
Setelah istirahat sebentar, sekitar pukul 05.00, garis horizon merah di ufuk timur mulai tampak.
Ratusan orang keluar dari tenda untuk menikmati proses sang surya ke luar dari peraduan.
Perlahan, matahari berwarna jingga merangkak dari balik awan putih yang membentuk garis lurus.
Tak Sekadar Selfie
Peralihan warna dari gelap malam penuh bintang ke merah, kuning, dan berlatar sedikit biru menghasilkan pemandangan yang mengagumkan.
Momen beberapa menit itu pun diabadikan ratusan orang menggunakan kamera ponsel maupun DSLR.
Tak sekadar selfie, ada pula yang mengirim ucapan yang ditulis di secarik kertas, bahkan merekam sunrise.
Setelah mentari benar-benar naik, Puncak Ungaran masih menawarkan keindahan lain. Lansekap Kota Semarang di sisi utara dan gugusan pegunungan Merbabu, Telomoyo, Sindoro dan Sumbing tampak indah berjajar.
Diselimuti awan di bawahnya, puncak-puncak gunung itu menyembul dengan anggunnya.
Para pendaki mengabadikan sunrise di puncak Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang. (Tribun Jateng/Rival Almanaf)
Untuk menikmati keindahan alam itu, pengunjung cukup mengeluarkan Rp 7 ribu. Tiga ribu untuk menitipkan motor di basecamp Mawar, dan 4.000 untuk biaya asuransi pendakian.
Jika tak ingin berdesak-desakan, baiknya naik Gunung Ungaran saat hari biasa.
Pastikan dalam rombongan Anda ada anggota yang sudah mengetahui medan dan jalur mendaki Gunung Ungaran.
Menuju lokasi
Dari Kota Semarang, arahkan kendaraan Anda ke arah selatan atau ke arah Solo. Sesampai di SPBU Lemah Abang, arahkan kendaraan ke kanan atau ke arah Bandungan.
Selanjutnya, Anda bisa meneruskan perjalanan hinga ke Pasar Jimbaran.
Dari Pasar Jimbaran, ikuti papan penunjuk arah yang akan membimbing Anda menuju basecamp Mawar yang melewati kawasan wisata Umbul Sidomukti.
Selain dari Bandungan, Anda bisa menuju Gunung Ungaran melewati kawasan Candi Gedongsongo.
Dari Pasar Jimbaran, Anda bisa meneruskan perjalanan hingga melewati Pasar Bandungan dan naik terus hingga kawasan Candi Gedongsongo.
Perjalanan mendaki dari Gedongsongo lebih cepat dibanding dari pos pendakian Mawar. (*)