Bakso milik Son Haji Sony ini amat liat. Begitu anda menggigitnya, seolah anda sedang menggigit sepotong daging.
Segera saja setelah bagian daging digigit, akan terdapat sensasi kenikmatan yang legit.
Tekstur dagingnya tipis-tipis dan halus, menyerbak segar saat mulai dikunyah.
Dominan Daging Sapi
Jika anda ingin sedikit bukti, cobalah belah bakso yang tersaji di mangkok. Saat terbelah, bakso milik Sony terlihat gurat daging berserat, yang membuktikan bakso mereka benar menggunakan lebih banyak daging ketimbang tepung.
Bahkan jika anda penyuka bakso urat, beberapa baksonya kadang akan ditemukan urat yang tidak tercincang halus di dalam bakso.
Soal rasa, ini dia yang membedakan bakso Sony dengan bakso lain yang ada. Bakso Sony begitu gurih bumbu tradisional, rasa bawang putih begitu terasa saat dikunyah. Jadi saat anda membayar seharga Rp 15.000 untuk semangkok bakso, harga itu tidak akan pernah sia-sia, karena akan sebanding dengan kepuasaan yang anda terima.
"Bakso di sini memang punya rumah potong sapi sendiri, jadi dagingnya terasa masih segar," komentar Bowo seorang pelayan di Bakso Son Haji Sony. Penggunaan daging dari sapi yang dipotong sendiri, menjadi jaminan Halal dan kehigienisan produk yang dijajakan di Bakso Sony ini.
Itu baru bakso. Bagaimana dengan kuah baksonya. Tidak jauh berbeda dengan rasa bakso, kuah yang melengkapi Bakso Sony juga sama nikmat.
Mie Telor Kuning dan Potong Gajih
Kuah bakso terlihat bening dengan minyak yang berasal dari kaldu sapi. Ingat dengan paket bakso yang berisi bakso berjumlah tujuh buah, mie telor kuning, mi bihun, dan beberapa potong gajih (koyoran).
Warna dan kuah bakso yang nikmat berasal dari gajih atau koyoran yang direbus di dalam dandang besar kuah bakso.
Sehingga sari pati yang keluar dari rebusan akan menjadi bumbu pelengkap yang menambah nikmat bakso santapan anda.
Tapi jika anda tidak menginginkan koyoran di semangkuk bakso, pesan saja kepada pelayan untuk meniadakan koyoran di pesanan anda.