Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Martabak...Siapa yang tidak mengenal makanan ini? Rasanya yang manis, bertabur kacang tanah, meses, dan siraman susu kental manis yang menyelimutinya membuat makanan ini dicintai semua kalangan.
Di Bandar Lampung, ada stau martabak unik yang beda dari biasanya. Mengapa berbeda?
Pasalnya, jika martabak pada umumnya hanya memiliki toping kacang tanah dan meses sebagai taburan, martabak yang satu ini memiliki delapan rasa dalam satu loyang.
Kerennya lagi, penganan ini tidak dengan dilipat dua, namun disajikan laiknya potongan pizza.
Martabak Pop. Itulah brand martabak yang digemari masyarakat Kota Tapis Berseri saat ini.
Keunikan yang ditawarkan Martabak Pop ini bahkan membuat beberapa orang rela antre berjam-jam.
Sajian Martabak Pop, di Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung samping PTPN VII. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Meminjam istilah anak muda zaman sekarang, penganan "kekinian" ini menjadi magnet pemburu kuliner di Kota Bandar Lampung.
Namun perlu ditegaskan di awal, untuk mendapatkan jajanan ini butuh perjuangan ekstra keras. Sebab pengunjung harus sabar menunggu giliran antrean sebelum bisa menjinjing makanan ini.
Pasalnya, lapak Martabak Pop yang berada di Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung samping PTPN VII selalu penuh pengunjung.
Antrean pembeli seakan mengular. Bahkan sepanjang pengamatan Tribun, lapak jajanan yang beroperasi mulai pukul 17.00 itu tidak pernah sepi pengunjung.
Sekilas, Martabak Pop tidak berbeda dengan martabak lain dari segi bahan. Hanya saja sang kreator menyajikannya layaknya lembaran pizza, tanpa dipotong.
Menariknya lagi, topping martabak tidak lagi kacang dan cokelat, justru delapan varian rasa yang menjadi isian.
"Asli ini lagi happening banget mas. Ini kuliner kekinian yang wajib dicicipin," ungkap Fakih yang ditemani Nelita, saat mengantri martabak pesanan mereka.
"Tapi demi martabak, mau ga mau harus antre mas, rame," ujar Fakih yang merupakan mahasiswa semester dua kampus biru di Bandar Lampung.
Satu Loyang Rp 85.000
Dibanderol dengan harga Rp 85.000 martabak yang mengandalkan isian greentea, oreo, marshmallow, ovomaltine, kacang MnM, nuttela, dan keju tersebut dapat dikatakan sukses merebut hati warga bandar lampung.
"Penasaran aja gimana kalau martabak topping-nya diisi dengan isian yang lain. seru juga. enak tapi antrenya yang kadang luar biasa kalau Magrib gini," kata Hendro, seorang pembeli.
Soal rasa, Martabak Pop sekilas memang tidak berbeda dengan martabak pada umumnya. Adonan martabak yang berasal dari tepung terigu telur mentega dan lainnya terasa kenyal saat digigit. Rasa manis begitu kuat di lidah.
Pengelola Martabak Pop, Grecylia Zoraya, berfoto di kedainya, Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung samping PTPN VII. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Satu yang membuatnya berbeda adalah kehadiran delapan toping di atas martabak.
Sungguh sebuah pengalaman berbeda saat bisa melahap martabak yang berbalur nuttela, ovomaltine, atau Kit Kat Green Tea yang terkenal mahal.
Booming Martabak Pop memang terbilang luar biasa di Bandar Lampung, pasalnya demam makanan ini kerap membuat macet Jalan Teuku Umar akibat antrean kendaraan pembeli. Pengelola yang telah mengandalkan delapan orang karyawan pun dibuat kewalahan dengan banjirnya permintaan pelanggan.
"Kita memang buka tiap sore dari jam 5. Tapi yang beli kadang sudah ramai nunggu apalagi kalo Magrib itu, rame banget," ungkap pengelola Martabak Pop Grecylia Zoraya yang mengaku bisa menghabiskan adonan hingga 30 kilogram dalam satu hari.
Kemasan Pizza
Buat yang hobi menyantap martabak, tentu Anda selalu melihat satu loyang martabak disajikan dengan cara dibagi dua dan dilipat.
Namun saat Anda membeli dan mencoba menikmati Martabak Pop, Anda akan disuguhi hal baru. Sebab martabak ini disajikan tidak dengan melipat bahan martabak.
Kotak Martabak Pop, Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung samping PTPN VII. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Pengelola Martabak Pop memberikan sentuhan anyar di mana martabak disajikan dengan metode penyajian satu loyang pizza. Jadi, martabak tidak lagi dilipat.
Pengelola hanya akan memotong lingkaran martabak menjadi delapan bagian yang presisi. Setelah itu, kedelapan bagian akan ditaburi topping yang berbeda.
Begitu pun dengan kemasan, Martabak Pop menggunakan kemasan kardus layaknya pizza. Lembaran martabak Pop yang telah diberi topping lalu dimasukkan ke dalam kardus yang berbentuk oktagonal.
"Karena isinya delapan rasa, enggak mungkin kalao martabak ini dilipat. Jadi yang paling aman disajika seperti pizza, itu juga membuat tampilan pizza jadi menarik," tutur Grecylia Zoraya.