Laporan wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Jika Anda hobi berburu pakaian dan sedang singgah ke Kota Medan, mampirlah ke Pasar Sambu yang berada di Jalan Sutomo.
Pasar yang bersebelahan dengan Pasar Central ini menawarkan beragam pakaian bekas yang didatangkan dari luar negeri.
Pakaian bekas impor ini dijual murah meriah, bahkan, ada yang diobral Rp 10 ribu untuk empat potong pakaian!
Sejumlah warga memilih baju di Pasar Sambu. (Tribun Medan/Silfa)
Jika pengunjung tertarik membeli barang bagus, tapi anggaran di kantong tengah pas-pasan, tak ada salahnya datang ke sini.
Tapi harus sabar bongkar-bongkar tumpukan, sebab di sini pedagang menjual dagangan mereka dengan menumpuknya hingga menyerupai gunung.
Baju bekas impor juga disebut monza oleh masyarakat Sumatera Utara.
Monza merupakan singkatan Mongonsidi Plaza, sebuah tempat di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara yang menjadi pelopor penjualan pakaian seken impor.
Namun, belakangan Monza menjadi sebutan pakaian bekas impor yang tidak asing lagi didengar.
Meski tempat tersebut sudah lama tutup, namun penjualan monza masih berkembang di Medan. Salah satunya di Pasar Sambu.
Begitu menginjakkan kaki di Pasar Sambu, pengunjung akan disambut puluhan kios yang berbaris dengan tumpukan pakaian yang diletakkan di lantai.
Harga pakaian biasanya dibedakan dengan beberapa tumpukan.
Pakaian yang paling mahal biasanya digantung dengan hanger.
Sedangkan yang ditumpukan biasanya produk yang diobral Rp 10 ribu untuk empat helai pakaian.
Tina, pedagang pakaian bekas, bercerita, Pasar Sambu sudah jadi sentra pakaian seken impor sejak 1990-an.
Ia sendiri sudah berjualan sejak tahun 2000.
Ia berjualan pakaian bekas untuk laki-laki dan perempuan.
Harganya bervariasi, mulai Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu untuk pakaian yang digantung. Sedangkan yang ditumpukan diobral Rp 10 ribu dapat dua pasang.
Dalam sehari, ia mengaku bisa melayani 50 pembeli. Tak heran, ia bisa meraup omzet Rp 2 juta - Rp 5 juta sehari.
Konsumen para pedagang Pasar Sambu berasal dari penjuru kota Medan dan sekitarnya.
Banyak dari mereka membeli dalam jumlah besar yang kemudian ada akan mendagangkan kembali di toko atau rumah mereka. Atau untuk koleksi warddrobe fotografi atau kostum drama.
Satu catatan untuk pengunjung ke pasar ini, yaitu tas harus dipegang kuat dan pastikan terkunci rapat.
Pasalnya, kondisi pasar yang padat khususnya di hari weekend dan tanggal merah, membuat para pencopet bergentayangan di tempat itu.
Tidak jarang terjadi pencurian lewat metode bongkar tas dengan mencungkil tas menggunakan pisau silet tanpa disadari oleh pemiliknya terjadi di pasar ini.