News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sumut

Sate Kerang Medan, Tidak Dibakar Tapi Bumbunya Meresap dan Gurih

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sate kerang khas Medan, rasanya gurih dan meresap hingga ke daging.

Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS, MEDAN - Sate Kerang merupakan jenis sate yang tidak dibakar, kebanyakan sate pada umumnya.

Makanan ini menjadi khas Kota Medan dan sering dijumpai di warung-warung Kota Medan, atau bisa anda kunjungi di gerai Sate Kerang Medan di Jalan Wahid Hasyim, Medan.


Sate kerang memiliki beragam pilihan rasa seperti orisinal, pedas manis, dan pedas. (Tribun Medan/Silfa Humaira)

Rasa sate kerang berbeda dengan sate yang dibakar, karena sate ini memiliki bumbu khusus seperti direndang tapi bukan.

Bumbu sate diracik dari resep tradisional hingga meresap hingga ke daging kerang dan gurih.

Saat dimakan kerangnya juga berbeda dari kerang yang biasanya.

Sate Kerang diolah sehingga tidak berpasir dan dagingnya lembut karena direbus terlebih dahulu.

Kerang memang menjadi andalan Sumatera Utara karena melimpah dari daerah Tanjung Balai yang merupakan salah satu derah yang terkenal dengan kerangnya yang nikmat.

Sate kerang memiliki rasa pedas, manis dan asin yang dibalut dengan bumbu kehitaman seperti rendang.

Sate Kerang Rahmat juga terkenal empuk, daging kerang yang cukup besar bercampur dengan rasa pedas cabai begitu terasa di gigitan pertama.

Daging kerang yang cukup besar berjumlah empat tersaji dalam satu tusukan lidi yang tebal.

Rahmat Efendi, pemilik, menuturkan awal yang merintis Sate Kerang adalah ibunya, Tukirah, dengan cara berjualan keliling kampung, dan berlangsung pada 1957–1976.

“Awalnya, yang berjualan sate kerang adalah ibu saya, tapi sudah lama sekali. Barulah pada 2012, saya berpikir untuk mencoba lebih memajukan usaha sate kerang ini,” ungkap Rahmat.

Rahmat membeberkan, keunggulan sate kerang buatannya terletak pada teksturnya yang empuk dan tidak berasa pasir.

"Kerang ini kami bersihkan sehingga pembeli yang makan tidak bakal merasakan ada pasir seperti kerang-kerang lain,” kata Rahmat.

Bersama kakaknya, Suliyana, pada 2012 Rahmat berhasil mencari cara pengemasan sate kerang agar awet dan tahan lama.

Dengan begitu, panganan ini pantas dijadikan oleh-oleh khas Medan bagi para wisatawan.

Sate kerang yang memiliki beragam pilihan rasa seperti orisinal, pedas manis, dan pedas ini dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau.

Isi 10 tusuk dihargai Rp 50 ribu atau pertusuknya Rp 5 ribu.

Bagi pembeli asal luar Medan yang ingin membawa sate kerang ini ke daerahnya, Rahmat menyediakan kemasan khusus terbuat dari kertas aluminium yang memungkinkan sate bisa bertahan lama dan dibawa ke kabin pesawat dan tahan 24 jam.

Malahayati, pelanggan, menuturkan bahwa sate kerang Medan buatan Rahmat dikenal berasa gurih dan pas di lidah banyak orang.

Ia pun kerap menjadikan sate kerang buah tangan bagi saudara-saudara ataupun teman-temannya di banyak kota di Tanah Air, bahkan di luar negeri.

"Bumbunya terasa, dagingnya juga gak berpasir, jadi punya khas sendiri," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini