Laporan Wartawan Video Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Bukan hanya di Kabupaten Minahasa Utara, bidadari dari kayangan juga sering turun dan mandi di Kota Manado, tepatnya di Lingkungan VI, Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Paal II, Manado.
Menurut warga setempat, Rabu (17/6/2015), konon, kesembilan bidadari yang mereka sebut putri, sering mandi di sumur yang ada di tepi jalan ini. Karena, air dalam sumur ini bisa langsung diminum.
Sebab itu, sumur ini mereka sebut parigi putri. Untuk mencapai tempat ini sangat mudah. Dari pusat Kota Manado tumpangi angkot jurusan Paal II, dengan menempuh jarak sekitar 10 menit, kemudian turun di Jembatan Miangas, dan tumpangi ojek menuju tempat ini.
"Parigi putri dahulu tidak boleh laki-laki mandi, kalau mandi akan terjatuh di dekat sumur itu. Begitu juga dengan perempuan yang mandi hingga cuci rambut di situ akan terjatuh. Selamanya perigi itu tidak boleh untuk mandi, hanya untuk minum. Karena di perigi itu ada sembilan putri (dari kayangan) datang mandi, ketika rumah masih sedikit di sini. Kalau sementara hujan panas, jangan berani datang ke situ, karena mereka sembilan sementara mandi. Pernah ibu saya, pergi ambil air minum karena kehabisan, tapi dia sudah lupa. Di sana mereka sementara mandi. Sangat bising dalam perigi itu, bahasa mereka tidak dimengerti. Ketika itu, ibu saya bisa melihat mereka. Kemudian, ibu saya pun berkata, kalian mandi saja, nanti kami sisahnya saja. Jadi ibu saya pulang tidak apa-apa, tidak sakit," ungkap Lintje Birahim, (72), warga setempat.
Ia menambahkan, meskipun sumur itu tidak lagi terawat, asalkan jangan ditimbun. Pembeli lahan pun, membuat pagar di lahannya tanpa merusak sumur.
Namun seiring berjalannya waktu, permukiman semakin bertambah, sehingga kualitas air di sumur ini tak dapat lagi diminum. Hingga pertengahan Januari 2014, tempat ini dihantam banjir bandang, membuat kondisinya seperti ini.