Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Di antara sekian banyak wisata alam, air terjun masuk dalam daftar destinasi wisata berdaya ‘magnet’ tinggi dan menjadi pilihan favorit wisatawan yang pelesiran di Aceh.
Tak heran, air yang tercurah dari ketinggian hingga puluhan meter tersebut tak hanya segar tapi juga menyuguhkan panorama menakjubkan.
Kawasan Samahani Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar menyimpan keindahan persembahan dari alam.
Di balik gunung Kuta Malaka, begitu warga setempat menyebut, terdapat air terjun 7 tingkat. Dari situ pula kita bisa melepas pandang menatap paras Kota Banda Aceh nan rupawan.
Inilah pengalaman Maxsalmina, seorang wisatawan, yang menjajal gunung Kuta Malaka yang menjadi gugusan Bukit Barisan, Kabupaten Aceh Besar beberapa waktu lalu.
Wisatawan sedang menghirup udara segari di Gunung Kuta Malaka di Aceh Besar (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Pemuda asli Kabupaten Pidie, Aceh tersebut menaklukkan gunung Kuta Malaka bersama 3 orang kawannya.
Untuk menuju ke lokasi, mereka menunggangi dua sepeda motor.
Ketangguhan kendaraaan roda dua tersebut benar-benar diuji tatkala mengarungi medan.
Jalan menuju lokasi wisata tersebut belum terjamah aspal. Jalan yang masih dalam kondisi tanah merah membelah gunung Kuta Malaka dan dibuka khusus untuk akses menuju lokasi air terjun.
Tantangan Menuju Lokasi
Perjalanan dari Kota Banda Aceh yang menjadi tetangga Kabupaten Aceh Besar terasa nyaman.
Jarak sepanjang 25 Km mulus dan terbilang sepi dari kendaraan.
Air Terjun Kuta Malaka di Aceh Besar (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Memasuki Kawasan Samahani Kecamatan Kuta Malaka, mata kita akan disuguhi pemandangan sawah hijau yang membentang sepanjang sisi jalan. Dari kejauhan tampak pula Gunung Seulawah Agam yang berdiri gagah.
Berbelok dari Jalan Raya Banda Aceh – Medan ke arah Gunung Kuta Malaka, pengunjung akan merasakan perjalanan yang sesungguhnya.
Dari sini anda harus menempuh 15 Km lagi menuju lokasi wisata air terjun. Tak ada pemukiman penduduk di sini, yang ada adalah peternakan sapi, tambak, dan perkebunan buah-buahan milik warga setempat.
Jarak tempuh memang tak seberapa jauh, namun justru paling menantang. Jadi tak disarankan berkunjung kemari pada musim penghujan.
Hujan yang mengguyur jalan yang masih dalam kondisi tanah merah akan menyulitkan perjalanan. Konon lagi untuk dilintasi oleh kendaraan yang tidak didesain untuk medan ekstrem.
Jalan menuju ke lokasi wisata ini harus melewati enam anak sungai dengan air setinggi lutut orang dewasa.
Tak ada jembatan yang menghubungkan sungai-sungai itu. Tempat ini cocok untuk menguji adrenalin.
Anda bisa rehat sejenak untuk menikmati kesegaran yang dipercikkan air sungai yang masih alami tersebut.
Sekitar 5 Km mendekati lokasi air terjun , jalan berubah menjadi menanjak dan berkelok-kelok. Perlu kewaspadaan tingkat tinggi dalam berkendara sehingga tidak terperosok dan nyungsep ke semak belukar.
Wisata Air Terjun
Tantangan melewati tanah merah, jalan menanjak, serta sejumlah anak sungai terbayar lunas tatkala menjejakkan kaki di puncak dekat pintu masuk air terjun.
Inilah spot yang tepat untuk melepas pandang menatap hijaunya sabana, kemolekan wajah Kota Banda Aceh, serta latar Selat Malaka yang terlihat samar membiru.
Merasakan sensasi lebih dekat dengan alam yang mendamaikan jiwa dan menenteramkan pikiran.
Butuh waktu sekitar 40 menit dari pintu masuk menuju lokasi air terjun. Untuk memasuki tempat ini kita cukup membayar Rp 5.000 sebagai retribusi.
Dari pintu masuk ke lokasi air terjun kita menapaki 489 anak tangga. Anak tangga menyerupai jalan setapak sengaja didesain landai sehingga tak terlalu melelahkan pengunjung.
Lintasan anak tangga yang ditempuh dengan berjalan kaki terasa nyaman karena dinaungi rindang pepohonan. Di sini pengunjung akan disambut dengan siulan burung yang menjadi nyanyian Gunung Kuta Malaka.
“Waktu itu kami tidak berbelok ke pintu masuk air terjun, tapi mengambil sisi jalan satunya. Jadinya malah nyasar ke sumber air terjun” tutur Maxsalmina sembari terkekeh mengenang petualangannya.
Air terjun Kuta Malaka bertingkat tujuh hingga ke puncak pegunungan. Setiap tingkatnya memiliki ketinggian 3 - 6 meter.
Di bawahnya terdapat telaga dengan kedalaman 100 – 200 meter dan lebar 200 – 300 meter. Air terjun Kuta Malaka dialiri air dari pegunungan yang jernih lagi sejuk. Jernihnya air membuat dasar telaga yang kehijau-hijaun membayang ke permukaan.
Pengunjung dapat memilih untuk bermain perosotan dengan cara meluncur dari puncak ke telaga di setiap tingkatnya. Bisa juga memilih berenang atau berendam di dalam telaga yang terbilang dangkal.
Menikmati gemericik air ditingkap nyanyian burung dan hembusan angin yang membelai lembut juga bisa menjadi salah satu pilihan. Menyesap hawa sejuk yang membekap sekaligus melenakan.
Fasilitas Pendukung
Di sini terdapat sebuah kafe yang khusus menjual minuman pelepas dahaga. Namun jika anda ingin sekaligus berpiknik, disarankan membawa bekal dan bagi yang muslim membawa serta perlengkapan salat.
Hal itu mengingat minimnya fasilitas sehingga tidak ada tempat yang menjual makanan, begitu juga halnya dengan musalla.
Waktu berkunjung
Wisata air terjun Kuta Malaka buka tiap hari dari pagi hingga sore hari. Namun mengingat lokasinya yang terbilang terisolir dan bukan di tengah pemukiman penduduk, maka disarankan berkunjung pada akhir pekan atau pada hari libur nasional.
Waktu berkunjung yang paling baik adalah pagi atau petang hari. Sehingga anda bisa menikmati perjalanan dan indahnya panorama sepanjang jalan menuju ke lokasi wisata.
Pengembangan wisata
Lokasi wisata air terjun ini dibuka pada 2009 lalu, namun baru populer dua tahun belakangan ini. Minimnya fasililtas pendukung serta promosi menjadi kendala tersendiri.
Kebanyakan pengunjungnya adalah kalangan mahasiswa. Tempat ini juga kerab dijadikan lokasi berkemah oleh komunitas pecinta alam.
Sebelum tercapainya perjanjian damai antara GAM dengan pemerintah Indonesia pada 2005 lalu, tempat ini menjadi salah satu markas GAM.
Kini seiring kondusifnya Aceh, wisata air terjun Kuta Malaka semakin banyak dilirik pelancong. Tak kurang dari 100 – 200 pengunjung mengalir kemari saban akhir pekan. Bagaimana, anda tertantang menjajal Kuta Malaka?