Soeyitno mengatakan, ratusan pedagang tersebut merupakan warga sekitar lokasi seperti dari Enggal, Kampung Sawah, hingga Jagabaya.
"Penjual di sana memang kita utamakan warga sekitar, daripada jualan mencar-mencar dan ganggu jalan kan. Mending gabung di paguyuban kita, dan nyewa lapak di Pasar Ramadan," terang Soeyitno yang mengenakan biaya sewa lapak selama satu bulan sebesar Rp 300.000.
Sementara bagi warga, kehadiran Pasar Ramadan jelas amat membantu.
Hanya dengan mengunjungi satu lokasi, pengunjung bisa mendapatkan aneka kebutuhan berbuka puasa mulai dari takjil hingga menu makan besar.
Terlebih Pasar Ramadan berada di jantung Kota Bandar Lampung yang memudahkan warga untuk mengaksesnya bersama keluarga tercinta.
"Lokasinya seru. Buat aku pribadi ngingetin suasana Lapangan Gazibu di Bandung, kalau sore kan tumpah ruah gini," terang Fransisca Utami warga Rawalaut yang berburu takjil berbuka puasa. "Yang dijual juga lumayan lengkap kok," imbuh dara berhijab ini.
Apa yang dikatakan Sisca memang benar adanya. Sebab saat memasuki area Pasar Ramadan suasana hiruk pikuk langsung terasa.
Pedagang dan pembeli bertransaksi dengan suasanya yang ramah.
Inilah nilai lebih lainnya dari Pasar Ramadan yang membuat ratusan manusia rela menyemut mencari penganan kesukaan untuk disantap saat Maghrib menjelang.
Oiya, untuk berburu makanan berbuka puasa, di Pasar Ramadan ini, pengelola memang mengonsep layaknya sebuah pasar.
Antar lapak satu dan lapak berderet rapi saling berhadapan, hal ini membuat kita seolah berada di pasar dengan aneka sajian makanan siap santap yang dijajakan.
Tidak ada lorong khusus untuk makanan berat, kue atau minuman. Semua bercampur di area seluas hampir satu kali lapangan bola.
Jadi anda perlu bersabar dan teliti untuk menemukan makanan yang pas untuk dibeli.
Sebagai gambaran di Pasar Ramadan ada beberapa makanan daerah yang bisa saja menjadi pilihan.