Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dusun Wanasari yang berada di kawasan Jalan Ahmad Yani Selatan, Denpasar Barat, Bali, atau yang dikenal dengan nama Kampung Jawa, selalu rutin mengadakan pasar Ramadhan setiap bulan puasa tiba.
Pasar ini mulai beroperasi sejak pukul 14.00 – 19.00 Wita.
Sebuah gang di samping Masjid Baiturrahman berubah menjadi pasar kaget.
Puluhan lapak didirikan dengan beragam takjil hingga makanan berat dijajakan oleh pedagang yang merupakan warga lokal Kampung Jawa.
Tak heran lokasi ini disebut-sebut sebagai Pasar Ramadhan paling ramai yang ada di Kota Denpasar.
Sate sedang dibakar oleh penjual di pasar Ramadan di kawasan Jalan Ahmad Yani Selatan, Denpasar Barat, Bali (Tribun Bali/ Ayu Dessy Wulansari)
Di tempat ini, Anda bisa menemukan aneka minuman manis dan segar, seperti es campur, cendol, kolak, es kelapa muda, dan lainnya.
Beragam jajanan untuk teman berbuka puasa juga tersedia di sini.
Nurlela, satu di antara pedagang mengungkapkan ikut meramaikan pasar Ramadhan sejak lima tahun terakhir.
Ia sendiri menjual aneka hidangan dari harga Rp 1.000 hingga Rp 25.000.
“Yang paling banyak dibeli itu samosa, risoles, dan dadar gulung,” ungkapnya.
Banyak pengunjung datang tidak hanya dari warga Kampung Jawa saja.
Seperti Diah Pratiwi yang sengaja datang dari Monang Maning, Denpasar, khusus untuk membeli takjil dan hidangan lainnya selama bulan puasa di pasar Ramdhan.
“Setiap tahun selama bulan puasa selalu beli makanan di sini. Selain enak, harganya juga terjangkau,” kata Tiwi, sapaannya. Ia juga mengaku samosa menjadi sajian favorit yang selalu dibelinya saat bulan Ramadhan.
Samosa merupakan satu di antara makanan khas Timur Tengah dan masuk dalam hidangan pastry.
Samosa biasanya identik menggunakan daging, sayuran, dan dicampur dengan bumbu kari.
Hidangan ini sepintas mirip dengan martabak, namun Samosa berbentuk segitiga.
Cara membuatnya cukup mudah.
Bahan utama yang perlu disiapkan adalah kulit lumpia, cincangan daging ayam atau sapi, bawang putih yang dihaluskan, bubuk kari, parutan wortel, garam, gula, mentega, dan kocokan telur sebagai perekat.
- Langkah pertama, yaitu membuat isi.
Sate khas pasar Ramadan di kawasan Jalan Ahmad Yani Selatan, Denpasar Barat, Bali (Tribun Bali/ Ayu Dessy Wulansari)
- Lelehkan mentega dan tumis bawang putih hingga harum, lalu tambahkan cincangan daging, masak hingga berubah warna.
- Tambahkan bumbu lainnya, seperti bubuk karim garam, gula, dan parutan wortel. Aduk hingga semuanya tercampur rata.
- Siapkan kulit lumpia yang telah dipotong memanjang dan olesi dengan telur.
- Taruh satu sendok isian di atas kulit lalu lipat ke samping.
- Lipat lagi di sisi berikutnya hingga semua isinya tertutup kulit hingga berbentuk segitiga.
- Goreng samosa dengan minyak panas dan banyak.
- Kulit Samosa yang renyah dan aroma kari yang keluar dari isinya cocok disantap saat masih hangat dengan dicocol saus tomat ataupun sambal.
Aneka Sate Hanya Rp 2 Ribu per Tusuk
Hidangan lain yang menjadi primadona di Pasar Ramadhan Kampung Jawa adalah aneka sate, seperti sate susu, sate daging, dan sate lilit.
Rasima, pedagang yang khusus menjual sate sejak puluhan tahun lalu itu menjadi incaran pengunjung yang ingin merasakan sate susu.
Sate susu adalah sate dengan menggunakan bagian susu sapi yang tidak terlalu tua.
Hal itu agar tekstur dagingnya tidak alot dan terasa empuk saat dibakar.
“Saya memang jualan sate susu sejak lama, tidak hanya pas bulan Ramadhan saja,” akunya.
Samosa, makanan khas Timur Tengah. Kulit Samosa yang renyah dan aroma kari yang keluar dari isinya cocok disantap saat masih hangat dengan dicocol saus tomat ataupun sambal. (Tribun Bali/ Ayu Dessy Wulansari)
Sate susu ini dibalur dengan sambal plecing yang bercita rasa manis, pedas, dan gurih.
Harga satu tusuk sate ini adalah Rp 2 ribu.
Bagi Anda yang masih bingung mau menghidangkan menu apa saat berbuka puasa, tidak ada salahnya mengunjungi pasar Ramadhan dan memilih beraneka macam makanan dan minuman dengan rasa enak dan harga bersahabat.
Tempat ini juga bisa menjadi pilihan bagi wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Bali di saat bulan puasa. (*)