News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sumsel

Ayek Jeghenih di OKU Selatan, Pemandian Favorit saat Mudik Lebaran

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga menunjukkan pemandian Ayek Jeghenih di Kabupaten OKU Selatan, Sumsel.

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Setia Budi

TRIBUNNEWS.COM, MUARADUA - Satu objek rekreasi yang ramai dikunjungi, terutama saat momen lebaran di Kabupaten OKU Selatan, Sumsel, adalah Ayek Jeghenih.

Ayek Jeghenih atau dalam bahasa Indonesia berarti Air Jernih adalah sebutan untuk kolam pemandian yang terletak sekitar 80 Km dari pusat Kota Muaradua, tepatnya di Desa Pematang Danau, Kecamatan Sindang Danau.

Kolam pemandian yang berukuran panjang sekitar 8 meter dan lebar 6 meter ini, mempunyai kedalaman lebih kurang 1, 25 meter.

Letak pemandian ini tidak jauh dari Sungai Luas Alun yang tak lain adalah sungai terbesar di Kecamatan Sindang Danau.

Di sekelilingnya, terdapat tanaman jenis bunga trompet, pepohonan, dan bambu yang masih alami.

 
Panorama alam di sekitar pemandian Ayek Jeghenih di Kabupaten OKU Selatan, Sumsel. (Sriwijaya Post/Setia Budi)

Bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Pulau Beringin, Sungai Are dan Sindang Danau, Ayek Jeghenih merupakan objek rekreasi yang sangat berarti.

Menurut masyarakat sekitar, saat libur lebaran, pemandian ini selalu ramai didatangi.

Ada yang memang sengaja ingin mandi, namun ada pula yang sekadar rekreasi menikmati alam sekitarnya yang asri.

Jika mandi di pemandian tersebut masyarakat banyak yang bilang "Ghase Mandi Di Ayek Aqua". Artinya, mandi di sana, serasa mandi air Aqua, saking jernihnya.

Menurut Subeki (75), tokoh masyarakat Desa Pematang Danau, pemandian tersebut selalu ramai dikunjung warga saat Lebaran ataupun saat libur tertentu.

Para wisatawan yang berkunjung bukan saja kagum akan kejernihan air yang ada di dalam pemandian tersebut, tapi juga banyak yang sengaja mengambil air tersebut untuk langsung dikonsumsi (minum).

Sayang, objek pemandian ini belum tersentuh pembangunan. Fasilitas umum masih minim dan hanya terdapat sebuah musala di sekitar pemandian.

Belum lama ini banyak yang datang melakukan survei, dengan tujuan untuk menjadikan pemandian tersebut sebagai bahan baku air kemasan.

Kelebihan lain dari pemandian ini, dari dahulu hingga saat ini tidak pernah keruh.

Air yang keluar selalu jernih sehingga bebatuan yang ada bisa dilihat di permukaan air.

Ada dua lokasi pemadian di kawasan tersebut.

Satu pemandian khusus untuk laki-laki dan satu lagi khusus perempuan. Jaraknya hanya 50 meter.

Untuk tiba di lokasi pemandian ini, pengunjung menempuh waktu sekitar 2,5 jam dari pusat Kota Muaradua.

Bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun kendaraan roda empat, juga bisa memanfaatkan mini bus sebagai angkutan umum dari terminal Muaradua.

Di sepanjang jalan menuju lokasi pemandian ini, pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam seperti Bukit Barisan, persawahan, kebun kopi warga yang ada di sisi kiri dan kanan jalan yang jarang ditemui di tempat lain.

Selain itu, pemandian tersebut juga tidak jauh dari Danau Rakihan dan Curup Tinggi.

Kopi Semende Harus Dicicipi

Jika memasuki wilayah perbukitan ini dengan cuaca dinginnya, sayang jika tidak mencicipi Kopi Semende, yang menjadi minuman khas masyarakat setempat.


Kopi Semende. (Sriwijaya Post/Setia Budi)

Keistimewaan kopi ini terletak pada cara pengolahannya yang masih sangat tradisional.

Kopi dipilih dari biji pilihan dan belum digiling dengan mesin.

Masyarakat masih banyak menumbuknya dengan lesung (tumbukan kopi tradisional) untuk memperoleh rasa yang khas.

Untuk menemukan minuman khas kopi Semende ini, sangatlah mudah.

Bisa di warung-warung dan kedai makanan di desa-desa atau langsung bertamu ke rumah warga setempat.

Biasanya masyarakat setempat, menikmati kopi ini bersamaan dengan kumbu, penyaram (kue dari pisang), pisang goreng dan roti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini