Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Ikan asin telang banyak ditemui di Kalimantan Selatan. Biasanya, oleh orang Banjar, ikan asin ini dijadikan lauk dimasak menjadi Sambal Goreng Ikan Asin Telang.
Ada juga yang menyebutnya Telang Asam Manis. Kuliner yang satu ini biasa dimakan dengan nasi sebagai lauk.
Rasanya yang asin dan pedas, menjadi kenikmatan tersendiri saat menyantapnya.
Daging ikan telangnya biasanya dipotong kecil-kecil, dimasak dengan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau, tomat segar dan air perasan asam jawa dan gula merah.
Telang Asam Manis Banjar, Kalsel. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Cara memasaknya mudah saja. Pertama, potong dulu ikan asin telangnya, lalu tumis bawang putih, bawang merah, cabai dan tomatnya hingga layu.
Kemudian, masukkan potongan ikan asinnya dicampuri air asam jawa dan gula merah.
Kuliner yang satu, sejak lama telah menjadi satu di antara sekian banyak warisan kuliner tradisional Banjar.
Salah satu pembuatnya adalah Nyonya Heni.
Dia biasa menjual kuliner ini di rumah makan miliknya, Rumah Makan Khas Banjar Cahaya di Jalan Haryono MT nomor 100 RT 7, Kelurahan Kertak Baru Hilir, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Seporsinya yaitu sepiring kecil dijualnya Rp 20.000.
"Kuliner ini sejak dulu memang menjadi makanan sehari-hari orang Banjar. Cara memasaknya mudah," ujarnya.
Di masa lalu, kehidupan orang Banjar di perkampungan sederhana saja.
Tak ada listrik atau lemari pendingin sehingga orang-orang di masa lalu sering mengawetkan ikan dengan cara dipaja.
Paja adalah kata dalam Bahasa Banjar yang berarti dibumbui kemudian didiamkan, disimpan di suatu tempat agar bumbunya meresap.
"Kalau memaja ikannya saya tak bisa. Biasanya, saya beli saja di pasar ikan yang sudah diasinkan," ujarnya.
Ikan yang dipaja biasanya dimasak dalam berbagai bentuk kuliner khas Banjar. Di antaranya adalah ikan telang asam manis ini.
Rasanya yang sedikit pedas, asin dan sedikit manis, membuat kuliner ini cukup digemari orang Banjar.
Tiap hari, ada saja yang membeli kuliner ini.
Kuliner ini tergolong tahan lama. Paling enak jika dimakan dengan nasi yang masih panas.