Laporan Wartawan Pos Kupang, Muhlis Al Alawi
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Meski baru mulai menggeliat di Nusa Tenggara Timur (NTT), batu akik asal NTT mulai dikenal di dunia internasional.
Banyak turis atau wisatawan asing mulai berburu batu akik di NTT lantaran banyaknya motif dan jenis batu di daratan provinsi ini.
“Batu akik asal NTT sangat variatif corak, motif dan jenisnya. Meski baru booming tahun ini, batu-batu akik asal NTT sudah banyak diburu pecinta batu akik asal luar NTT baik dalam negeri maupun luar negeri seperti Australia,” ujar Ketua Panitia Pameran Batu dan Permata Timor NTT, Hendry Donald Izaac di sela-sela pameran kepada Pos Kupang, Senin (29/6/2015).
Untuk mengangkat kesohoran batu akik asal NTT, kata Hendry, asosiasi terus menggelar berbagai pameran di wilayah NTT.
Setidaknya dalam bulan ini sudah tiga kali asosiasi menggelar pameran batu dan permata asli Timor.
Pendataan asosiasinya, lanjut Hendry, saat ini sudah ada seratusan pengrajin batu akik yang beroperasi di wilayah Timor.
Bongkahan akik asal NTT. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Pengrajin itu tersebar di enam kabupaten yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu dan Kabupaten Rote Ndao.
“Kemungkinan jumlah pengrajin akan terus bertambah lantaran banyaknya minat masyarakat terhadap batu akik asal NTT,” katanya.
Ia mengatakan saat ini bila pencinta batu akik hendak berburu batu, dapat menjumpai di berbagai toko batu akik dan permata di setiap ibu kota kabupaten.
Pasalnya, potensi batu akik yang memiliki nilai ekonomis tinggi sudah banyak dilirik pengusaha lokal.
Hanya saja, kata Hendry, pengrajin butuh dilatih dan dibina agar batu akik yang dihasilkan makin berkualitas.
Tak hanya itu, dibutuhkan regulasi yang dapat melindungi keberadaan batu akik dan tidak merusak lingkungan.
Senada dengan Hendry, Charly Lay Sonbay, salah satu peserta pameran asal Kota Kefa, Kabupaten Timor Tengah Utara, menyatakan batu akik asal NTT makin banyak diburu pecinta akik dari luar NTT.
Bahkan, pencinta akik luar NTT itu memburu hingga asal muasal batunya seperti di Kabupaten Timor Tengah Utara yang memiliki potensi besar batu akik.
“Selain harganya yang murah, batu akik yang dijual pengrajin dijamin asli asal NTT. Para pengrajin tidak mau menjual akik sintetis atau buatan yang banyak dijual di Jawa,” ujar Charly.
Charly yang memiliki usaha rumah makan sekaligus etalase batu akik 339 di Jalan Kartini No 342, Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki ratusan koleksi batu akik hasil besutan pengrajinnya.
Batu akik asal NTT. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Satu batu akik paling murah ia jual Rp 50.000. “Soal harga tergantung motif dan coraknya. Kalau corak dan motifnya bagus maka harganya akan menjadi mahal,” katanya.
Ia mencontohkan batu akik bermotif angka delapan dijual Rp 15 juta.
Sementara batu liontin motif kain tenun sumba dijualnya Rp 5 juta.
“Saya juga memiliki koleksi liontin bertuliskan lafal Allah harganya di atas sepuluh juta. Barang ini titipan teman saya dari Kefa,” kata Charly.
Batu akik asal NTT motif Allah. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Lain halnya dengan Yeni pemilik Kios Batu Akik Nain Kefa.
Ia mengatakan, untuk menentukan bagus tidaknya bongkahan batu akik harus dipotong terlebih dahulu.
Bila dalam potongan itu pengrajin menemukan motif atau gambar yang unik maka batunya akan memiliki nilai jual yang tinggi.
Tokoh masyarakat asal NTT yang juga mantan Wagub NTT, Esthon L Foenay menyatakan, potensi batu akik yang luar biasa di NTT harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Apalagi saat ini Menteri Perindustrian, Saleh Husein asal NTT.
Untuk itu pemerintah harus merespons lebih cepat dalam bentuk pelatihan dan pembinaan bagi pengrajin dan pengepul sehingga masyarakat NTT lebih sejahtera.
Esthon juga meminta asosiasi memberikan perlindungan dan pembinaan bagi pengrajin terutama kualitas dan harga.
Dengan demikian harga batu akik asal NT yang terjual di pasaran makin tinggi.
“Saya juga mengharapkan asosiasi juga segera menerbitkan buku tentang batu akik asal NTT, sehingga makin cepat dikenal banyak kalangan nasional dan internasional,” demikian Esthon.
Batu akik asal NTT motif Allah. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Pantaun Pos Kupang, dalam tiga hari terakhir, meski tanggal tua, pameran batu akik di areal Kupang Water Park di Jalan W.J Lalamentik Oebufu Kupang dipadati pengunjung.
Peserta pameran yang menggelar barang dagangannya menawarkan batu akik yang jadi hingga masih bongkahan.
Jenis batu bongkahan dari ukuran potongan kecil bernilai Rp 10.000 hingga jutaan rupiah.
Tak hanya itu, para pengrajin juga menawarkan jasa pemotongan atau poles batu akik dengan harga Rp 50.000 untuk satu batu akik siap pakai.
Mereka juga menawarkan cincin pengikat batu akik mulai dari Rp 70.000.
Bila tidak ada aral melintang pameran serupa juga akan digelar di areal Hypermart Bundaran PU Kupang, Jumat (3/7/2015) mendatang.
Bila anda tertarik dengan batu akik asal NTT atau tiba di Kota Kupang, bisa berburu batu-batu itu di sepanjang Jalan El Tari, Jalan Soeharto, Jalan Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, hingga Jalan Sudirman.
Harganya pun bervariatif tergantung motif dan coraknya mulai dari Rp 100.000.