News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Yogyakarta

Wisata Sejarah ke Candi Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Konon Berdiri Sejak 778

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Candi bercorak Budha ini berada di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, tidak jauh dari tepi Jalan Yogyakarta-Solo.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Satu lagi candi yang patut anda kunjungi di daerah Sleman, Yogyakarta, yakni Candi Kalasan.

Candi bercorak Budha ini berada di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, tidak jauh dari tepi Jalan Yogyakarta-Solo.


Candi Kalasan.  (Tribun Jogja/Hamim)

Menurut data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, keberadaan Candi Kalasan dapat dikaitkan dengan sebuah prasasti batu berbahasa Sansekerta berhuruf Pranagari yang berangka tahun 778 Masehi.

Dalam prasasti Kalasa tersebut disebutkan tentang diperingatinya jasa Maharaja Tejahpurana Panangkaran yang telah membangun sebuah kuil Dewi Taraserta membuat arca dewi yang kemudian ditahtakan di dalam kuil tersebut.

Kuil tersebut dinamakan Tarahbawana yang kini dikenal dengan nama Candi Kalasan.

Selain itu di dalam prasasti Kalasa juga disebutkan tentang pendirian tempat tinggal bagi para pendeta dengan menghibahkan desa Kalasan kepada para Sangha.

Di dalam prasasti tersebut baik kuil Dewi Tara maupun asrama disebut sebagai Wihara.

Penyebutan asrama bagi para sangha sesuai dengan prasasti sering dikaitkan dengan bangunan Candi Sari yang berada sekitar 500 meter di sisi timur laut Candi Kalasan.

Candi Kalasan memiliki beberapa keunikan jika dibandingkan dengan beberapa candi lainnya yang berada di sekitar wilayah Prambanan.

Salah satunya adalah pola hias sulur gelung yang ditempatkan secara vertikal pada tubuh candi hingga bisa memberikan kesan tinggi pada bangunan candi.

Selain itu, relief pada tubuh candi dipahat secara halus yang kemudian dilapisi dengan lapisan bajralepa, yakni semacam semen pelapis sisi luar bangunan.

Lapisan bajralepa ini terlihat hingga tiga lapis yang saling bertumpuk.

Berdasar penelitian lapisan bajralepa tursusun dari pasir kwarsa (30 persen), kalsit (40 persen), kalkopirit (25 persen), serta lempung (5 persen).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini